
Bengkulu – Senator Apt Destita Khairilisani S.Farm. MSM., melakukan kunjungan ke Bank Sampah Pejuang Lingkungan (BSPL) yang berlokasi di Jalan Keramat Teluk RT 09 RW 06, Kelurahan Betungan, Kecamatan Selebar, Kota Bengkulu, Minggu (23/3). Kunjungan ini bertujuan untuk melihat langsung proses pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar minyak yang ramah lingkungan.
Destita menyaksikan bagaimana sampah plastik diolah menjadi minyak menggunakan alat dari BSB (Bank Sampah Banjarnegara). Alat ini bernama Fast Pyrolisis 5.0 (Faspol 5.0), alat ini merupakah mesin pengolah sampah plastik menjadi bahan bakar menggunakan teknologi pirolisis multikondensor. Proses pengolahan tersebut memakan waktu sekitar 12 hingga 14 jam dengan hasil berupa minyak yang dapat digunakan sebagai bahan bakar pengganti solar atau disebut petasol. Petasol merupakan bahan bakar minyak setara biosolar yang berasal dari sampah plastik.
Selain minyak dengan jumlah sebanyak sampah yang diolah, proses ini juga menghasilkan residu berupa air dan arang. Arang tersebut dapat diolah kembali menjadi pupuk, sehingga proses ini dinilai sangat efektif dalam pengelolaan sampah.
“Ini adalah salah satu cara pengelolaan sampah yang sangat baik dan perlu kita perhatikan serta pelajari lebih lanjut. Selain mengurai sampah, proses ini juga menghasilkan produk yang berguna, seperti bahan bakar yang dapat menggantikan solar,” ujar Destita.
Destita menyoroti kendala yang dihadapi oleh BSPL, yaitu belum adanya regulasi dan dukungan dari pemerintah. Padahal, teknologi serupa sudah diterapkan di Banjarnegara dan Kota Semarang, yang telah memiliki peraturan wali kota untuk mendukung pengelolaan sampah plastik.
“Saya akan menyampaikan aspirasi dari teman-teman di kota-kota dan stakeholder terkait untuk mendorong adanya regulasi yang mendukung inisiatif seperti ini,” tambah Destita.
Taupik Rahman, peneliti dari Pusat Riset Sistem Produksi Berkelanjutan dan Penilaian Daur Hidup, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), turut memberikan pendampingan dalam pengembangan teknologi pengolahan sampah plastik ini. Menurut Taupik, BRIN fokus pada peningkatan kualitas produk yang dihasilkan.
“Kualitas produk bernama Petasol ini telah diujikan di Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi (LEMIGAS) dengan hasil yang baik dan memenuhi standar. Petasol memiliki cetane number (CN) diatas 50, melebihi standar solar 48, bahkan dapat mencapai CN 53 jika menggunakan sampah plastik yang berkuaalitas, bersih dan kering tanpa campuran kotoran dan air. Sehingga kualitas bahan bakar yang dihasilkan hampir setara dengan PERTAMINA Dex (CN 53).” ujarnya.
Taupik menjelaskan BRIN telah menyediakan teknologi yang digunakan dalam proses pengolahan sampah plastik. Alat tersebut perlu dilakukan pengembangan untuk meningkatkan efisiensi, seperti mengurangi gas buangan metan dan mengubahnya menjadi bahan bakar.
“Kami sudah melakukan uji laboratorium untuk memastikan kualitas produk ini, termasuk kadar metan dan zat-zat lainnya,” tambah Taupik.
Selain itu, Taupik menekankan proses pengolahan sampah plastik ini menghasilkan limbah yang sangat minim, bahkan limbah yang dihasilkan dapat diolah kembali menjadi pupuk. “Ini adalah sistem zero waste yang sangat menjanjikan,” ujarnya.
Kunjungan Senator Destita disambut oleh Direktur Bank Sampah BSPL, Derman Sitorus, Ketua DPD Perbanusa Bengkulu, Imam Sapardi, serta pegiat lingkungan dan warga sekitar. Mereka berharap kunjungan ini dapat membawa dampak positif bagi pengembangan pengelolaan sampah di Bengkulu.
“Kami berharap adanya dukungan dari pemerintah pusat dan daerah untuk mengembangkan teknologi ini lebih lanjut. Ini bukan hanya tentang pengelolaan sampah, tetapi juga tentang menciptakan lapangan kerja dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil,” kata Derman Sitorus. (Redaksi)