Bengkulu – Pemerintah Provinsi Bengkulu melalui Dinas Sosial terus mendorong upaya pengentasan kemiskinan ekstrem di daerah. Salah satu langkah konkret yang mulai direalisasikan adalah pendirian Sekolah Rakyat bagi anak-anak dari keluarga miskin dan sangat miskin.
Hal ini disampaikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sosial Provinsi Bengkulu, Nelly Alesa, kepala Redaksi DKMedia, Selasa (29/4).
“Tahun ini kita sudah mulai Sekolah Rakyat untuk jenjang SMA yang berlokasi di Sentra Dharma Guna, UPT milik pusat,” ungkap Nelly.
“Tahun depan, kita sudah ajukan proposal untuk lokasi baru di wilayah Pekan Sabtu seluas 9,3 hektare. Syarat dari Kementerian Sosial hanya 6,5 hektare, jadi kita sudah melebihi standar,” imbuh Nelly.
Ia menambahkan Sekolah Rakyat ini menyasar anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem, terutama yang putus sekolah atau rentan putus sekolah. “Target kami adalah memastikan semua anak usia sekolah dapat mengakses pendidikan secara penuh,” ujarnya.
Sekolah ini akan menggunakan konsep boarding school atau sekolah berasrama, di mana seluruh biaya hidup, makan, serta kebutuhan pokok peserta didik akan ditanggung oleh negara. “Syarat utama adalah berasal dari desil 1 dan 2 kemiskinan, sesuai data Kemensos,” tambah Nelly.
Program ini melibatkan lintas kementerian dan lembaga, total sebanyak 17 instansi, dengan Kementerian Sosial sebagai koordinator utama.
“Kemensos bertugas menetapkan sasaran penerima, sedangkan pembangunan sarana menjadi tanggung jawab Kementerian PUPR, dan kurikulum serta tenaga pendidik dikelola oleh Kementerian Pendidikan,” jelasnya.
Rekrutmen guru juga akan melibatkan Dinas Pendidikan Provinsi, dengan syarat wajib memiliki sertifikasi pendidik. Nantinya, para guru yang lolos seleksi akan berstatus ASN di bawah naungan Kementerian Sosial.
“Semua anggaran berasal dari pusat, tugas pemerintah daerah hanya menyiapkan lahan dan mendata sasaran penerima manfaat,” tutup Nelly Alesa.
Dengan program ini, Pemerintah Provinsi Bengkulu berharap dapat memutus mata rantai kemiskinan lewat pendidikan yang inklusif dan menyeluruh. (Red)