Bengkulu – Warga di sejumlah wilayah Provinsi Bengkulu mengeluhkan kelangkaan BBM jenis Pertamax dan Dexlite di Pertashop. Harga eceran dari penjual non-resmi seperti Pertamini bahkan tembus Rp17.000 per liter.
Ketua Umum DPP Himpunan Pertashop Merah Putih Indonesia (HPMPI), Steven, menyebut keluhan datang dari warga Kabupaten Kaur, Mukomuko, Seluma, Bengkulu Utara, dan Bengkulu Tengah yang bergantung pada Pertashop karena jauh dari SPBU.
“Pertashop kosong, distribusi BBM terlambat. Masyarakat terpaksa beli eceran dengan harga sangat mahal,” ujar Steven, Sabtu (19/4).
Penyebabnya, kata dia, karena kapal pengangkut BBM tak bisa masuk ke Pelabuhan Pulau Baai akibat pendangkalan alur. Terminal BBM Pertamina di pelabuhan itu pun kehabisan stok.
Saat ini, distribusi BBM ke 200 Pertashop di Bengkulu dialihkan lewat jalur darat dari Lubuklinggau, Sumatera Selatan. Namun pengiriman terlambat hingga lebih dari seminggu dan tak bisa menjangkau seluruh Pertashop secara serentak.
“Dampaknya, masyarakat pedesaan tak dapat BBM selama berhari-hari. Pertamina dan pemerintah harus segera turun tangan,” tegas Steven.
Pendangkalan di Pelabuhan Pulau Baai terjadi sejak akhir Maret. Meski pada 15 April jalur mulai dibuka untuk kapal penyeberangan, kapal BBM Pertamina masih belum bisa bersandar.