Bengkulu – Ketua Persatuan Bank Sampah Nusantara (Perbanusa) Bengkulu, Imam Supardi mengatakan bank sampah jadi solusi efektif untuk mengendalikan pencemaran lingkungan. Menurutnya, bank sampah tidak hanya membantu mengurangi volume sampah, tetapi juga memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat.
“Bank sampah jadi satu upaya untuk mengendalikan pencemaran lingkungan. Melalui bank sampah, sampah yang sebelumnya dianggap tidak berguna bisa diolah menjadi barang bernilai ekonomi,” ujar Imam, Sabtu (1/3).
Imam menambahkan, bank sampah juga mendorong kesadaran masyarakat untuk memilah sampah sejak dari rumah, sehingga mengurangi beban sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA).
“Dengan memilah sampah, kita bisa mengurangi jumlah sampah yang menumpuk di TPA dan mengubahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat,” jelasnya.
Mekanisme bank sampah terbilang sederhana. Masyarakat dapat menabung sampah yang sudah dipilah, seperti plastik, kertas, atau logam, ke bank sampah. Sampah tersebut kemudian ditimbang dan dihargai sesuai jenisnya. Nilai sampah yang ditabung dapat diambil dalam bentuk uang atau ditabung sebagai saldo.
Selain mengatasi masalah sampah, bank sampah juga berkontribusi dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. Sampah organik yang dikelola dengan baik dapat dijadikan kompos, sedangkan sampah anorganik bisa didaur ulang.
“Dengan begitu, kita mengurangi sampah yang dibakar atau menumpuk di TPA,” tambah Imam.
Keberadaan bank sampah di Bengkulu telah menunjukkan dampak positif. Beberapa wilayah yang sebelumnya kerap dilanda banjir akibat sampah menyumbat saluran air, kini mulai membaik.
“Kami melihat perubahan signifikan di beberapa daerah yang aktif mengelola bank sampah. Lingkungan menjadi lebih bersih, dan risiko banjir berkurang,” kata Imam.
Imam berharap, semakin banyak masyarakat yang bergabung dengan bank sampah. “Ini adalah gerakan bersama. Semakin banyak yang terlibat, semakin besar dampaknya bagi lingkungan,” pungkasnya. (Redaksi)