Bengkulu — Dalam program “Ngopi Ngobrol Pagi” di Stasiun Televisi BETV, Anggota DPD RI Dapil Bengkulu, Apt. Destita Khairilisani S.Farm., MSM, bersama sejumlah narasumber, membahas sinergi antara pusat dan daerah dalam pelestarian kebudayaan di Provinsi Bengkulu.
Bertema Strategi Menyambut Program Nasional, Senator Destita menyebut jika Kementerian Kebudayaan telah menjalankan empat program terkait pelestarian budaya, yaitu Warisan Budaya Takbenda (WBTB), Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS), Gita Bahana Nusantara (GBN), dan Dana Indonesiana.
Destita menegaskan program-program tersebut merupakan prioritas nasional yang perlu diselaraskan dengan program lokal untuk menjaga kelestarian budaya daerah sehingga kedepan terjaga keasliannya dan dapat dinikmati oleh generasi penerus.
Senator menjelaskan secara detil mengenai program pertama yakni WBTB pelestarian warisan budaya dunia yang sudah dikenal oleh dunia, termasuk yang diakui oleh UNESCO. Program ini mencakup pelestarian budaya tak benda dan berbagai warisan budaya lainnya.
Program kedua adalah revitalisasi kebudayaan lokal. Program ini bertujuan agar budaya-budaya lokal tetap lestari dan dapat diwariskan secara berkelanjutan.
Program ketiga, lanjut Senator adalah digitalisasi kebudayaan, yang berfokus pada pemanfaatan teknologi digital untuk mendokumentasikan dan menyebarkan kebudayaan Indonesia.
Kemudian mengenai program keempat yakni diplomasi dan promosi kebudayaan, yang bertujuan untuk mengenalkan dan memperkuat citra kebudayaan Indonesia di kancah internasional.
“Keempat program tersebut merupakan prioritas utama Kementerian Kebudayaan yang kemudian dijabarkan dalam berbagai program pendukung, saling menunjang dan memperkuat upaya pelestarian kebudayaan nasional,” ujar Destita.
Sebagai upaya dari Kementerian Kebudayaan, lanjytnya, hal ini penting karena diketahui kebudayaan Indonesia sangat luar biasa dan kaya. Indonesia dikenal dunia dengan kekayaan dan keberagaman budayanya yang sangat luas.
“Karena iru kami di DPD RI, terutama di Komite III, terus menghimpun masukan dari daerah untuk disampaikan ke pusat. Kita harus bersinergi agar program-program ini berjalan optimal dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat,” ujar Destita.
Sementara itu dijelaskan Kepala Bidang Kebudayaan Provinsi Bengkulu, Adang Parlindungan, Provinsi Bengkulu telah memiliki 25 WBTB yang tercatat secara nasional. “Tahun ini, kita usulkan sembilan lagi, dan lima di antaranya telah lolos verifikasi,” jelasnya.
Ia juga menyebutkan seleksi Gita Bahana Nusantara sedang berlangsung di tingkat kabupaten/kota, untuk kemudian memilih wakil provinsi Bengkulu yang akan tampil di Jakarta pada peringatan HUT RI.
Selain itu, Yanto HM Manurung, Kepala Subbagian Umum BPK Wilayah 7 menyinggung program Dana Indonesiana menjadi peluang bagi komunitas seni dan seniman individu. Mempercepat terlaksananya program ini, BPK Wilayah 7 Bengkulu mendukung penuh program ini, termasuk memberikan rekomendasi bagi komunitas yang memenuhi syarat.
“Dana Indonesiana sudah dibuka. Seniman yang berminat harus mengajukan proposal dan rekomendasi dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah 7,” ungkap Yanto.
Sementara itu, Kepala Bidang Kebudayaan Kabupaten Seluma, Deona Laini, menyampaikan tantangan di daerahnya. “Di Seluma, tahun ini hanya 15 sekolah yang mendapatkan program GSMS. Salah satu kendala adalah sertifikasi seniman. Kami berupaya agar tahun depan seniman Seluma memiliki sertifikat agar bisa bersaing dan aktif di program-program nasional,” katanya.
Destita Khairilisani mengapresiasi upaya para seniman dan pemerintah daerah yang sudah aktif berkolaborasi. Ia menekankan pentingnya pengawasan dan sinkronisasi regulasi agar pelaksanaan program kebudayaan berjalan lancar.
“Ini menjadi salah satu momentum penting dalam memperkuat sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan para pelaku kebudayaan demi menjaga dan memajukan kebudayaan Indonesia, khususnya di Provinsi Bengkulu,” pungkasnya.