Seniman Bengkulu Manfaatkan Media Sosial untuk Eksistensi dan Pelestarian Karya

9

Bengkulu – Di tengah derasnya arus digitalisasi, para seniman dituntut untuk beradaptasi agar tetap eksis. Hal ini disadari betul oleh Dedy Suryadi, seniman sastra asal Kota Bengkulu yang lebih dikenal dengan nama Sucenk. Ia memilih media sosial sebagai panggung barunya—tempat di mana karya bisa tetap hidup, bahkan setelah pertunjukan berakhir.

Baginya, media sosial bukan hanya alat promosi, tetapi juga ruang arsip digital yang memungkinkan karya-karya seni tetap lestari dan bisa diakses kapan saja.

“Sekarang saya lebih sering mengunggah penampilan ke YouTube. Kalau tampil di kafe, misalnya, semuanya direkam lalu dijadikan konten,” ujar Sucenk, Minggu (20/4).

Sebagai penyair, Sucenk tak pernah memilih-milih panggung. Baik tampil di acara besar maupun sekadar membacakan puisi di sebuah sudut ruang, setiap momen dianggapnya penting. Semua itu ia dokumentasikan, menyadari bahwa publik hari ini lebih mudah tersentuh melalui layar ponsel.

Ia melihat, pola konsumsi masyarakat terhadap hiburan dan kesenian telah berubah. Oleh karena itu, seniman pun perlu menyesuaikan diri agar tak tenggelam di tengah perubahan zaman.

Baca Juga:  Rekomendasi Film Korea Minim Skinship yang Cocok Ditonton Saat Ramadan

Namun lebih dari itu, Sucenk berharap ekosistem seni di Bengkulu mendapat perhatian lebih dari para pemangku kebijakan. Ia menilai, potensi seni dan budaya lokal sangat besar, hanya saja belum sepenuhnya difasilitasi.

“Banyak seniman lokal yang menggali naskah-naskah daerah, melakukan riset budaya. Ini adalah kekayaan yang perlu dijaga bersama,” ungkapnya.

Sucenk juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara dunia seni dan pariwisata. Ia meyakini, jika dua sektor ini bersinergi, akan lahir ekosistem ekonomi kreatif yang tak hanya menguntungkan pelaku seni, tapi juga memperkuat identitas daerah.

“Kalau ruang ekspresi dibuka, kolaborasi dengan pariwisata didorong, Bengkulu bisa jadi pusat gerakan seni dan budaya yang tak kalah dengan daerah lain,” pungkasnya.

\ Get the latest news /