Bengkulu – Menanggapi kondisi kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Provinsi Bengkulu yang kian meresahkan masyarakat, Senator DPD RI Apt Destita Khairilisani, S.Farm., MSM menyatakan kesiapan untuk berkolaborasi dengan pemerintah daerah dalam menyuarakan persoalan ini ke tingkat pusat.
Destita menegaskan bahwa persoalan ini bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, namun membutuhkan sinergi lintas lembaga untuk segera menemukan solusi.
“Intinya kita harus sama-sama menghadapi ini. Pemerintah sedang mengupayakan penyelesaian secepatnya dengan berkoordinasi dengan pihak terkait,” ujar Destita dalam pernyataan resminya, Minggu (25/5).
Sebagai wakil daerah di tingkat nasional, Senator Destita menyatakan komitmennya untuk menyuarakan kebutuhan penambahan kuota dan perbaikan sistem distribusi BBM Bengkulu langsung ke kementerian terkait, termasuk Kementerian BUMN dan Direksi Pertamina.
“Saya, sebagai anggota DPD RI, siap berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Bengkulu menyuarakan hal ini ke pusat. Kita ingin memastikan kebutuhan dasar masyarakat, seperti BBM, tidak terkendala dalam jangka panjang,” tegasnya.
Senator Destita menambahkan bahwa pengawasan distribusi BBM dan pembenahan sistem logistik harus menjadi perhatian serius agar kejadian serupa tidak terus berulang di masa mendatang.
Ia juga mengimbau masyarakat agar tetap tenang, tidak panik, dan bersikap bijaksana dalam menyikapi situasi.
“Kami memahami keresahan masyarakat. Namun saya berharap semua pihak tetap kondusif dan tidak melakukan pembelian berlebihan yang justru memperparah situasi,” tutupnya.
Kelangkaan BBM di Bengkulu terjadi sejak beberapa hari terakhir. Masalah ini kemudian dimanfaatkan sebagian oknum penjual BBM eceran di daerah menaikkan harga hingga Rp80 ribu per liter.
Dalam rapat koordinasi dengan PT Pertamina Bengkulu pada Minggu (25/5), ia meminta tambahan kuota BBM untuk Bengkulu dan menegaskan perlunya solusi konkret atas persoalan yang terus berulang.
Menurut Gubernur Helmi, penyebab kelangkaan BBM tak bisa hanya disederhanakan sebagai dampak dari pendangkalan alur laut di Pelabuhan Pulau Baai. Ia mengingatkan bahwa antrian panjang di SPBU sudah terjadi bahkan saat kondisi pelabuhan masih normal.
Sementara itu, perwakilan PT Pertamina Bengkulu, Fauzan, mengungkapkan bahwa penyaluran BBM ke Bengkulu saat ini bergantung pada jalur darat dari Lubuk Linggau dan Jambi karena kapal tanker tidak bisa masuk ke Pelabuhan Pulau Baai.
“Distribusi dari Palembang ke Lubuk Linggau memakai kereta, tapi saat ini ada kendala operasional. Dampaknya, stok di Lubuk Linggau kosong,” jelas Fauzan. Pihak Pertamina kini tengah berkoordinasi dengan PT KAI untuk mempercepat pemulihan distribusi.