
Bengkulu – Senator Apt Destita Khairilisani S.Farm., MSM., menggelar pertemuan dengan berbagai lembaga pengelola dan pemerhati sampah di salah satu hotel di Kota Bengkulu, Jumat (21/3). Pertemuan ini dihadiri oleh berbagai pihak yang peduli dan aktif dalam pengelolaan sampah di tingkat kota dan provinsi Bengkulu.
Dalam pertemuan tersebut, hadir perwakilan dari berbagai lembaga dan komunitas, antara lain Ketua Forum LPM Kota Bengkulu, Dharma Wanita, Bank Sampah Fanda Kite, SPPG, Perkumpulan Ecobrik, Bank Sampah Pejuang Lingkungan (BSPL), Balai Pemukiman Kemen PU, Perbanusa, PLN, Astra, Sekolah Alam, DLH Provinsi Bengkulu, Birohukum, dan Poltekes Kesehatan Lingkungan.
Dalam pertemuan itu, diketahui sejumlah masalah terkait penanganan sampah di Bengkulu yang belum terkelola dengan baik. Di antaranya masalah yang terjadi setelah sampah dipilah sebelum dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
“Setelah dipilah, sampah dikumpulkan di TPA, namun ketika akan diangkut, sampah tersebut justru dicampur kembali. Ini seperti tidak sinkron antara petugas dari DLH dengan komitmen pengelolaan sampah. Jadi, perlu ada penguatan di tingkat TPA agar sampah yang sudah dipilah tidak dicampur lagi,” jelasnya.
Masalah lain yang dihadapi adalah kurangnya database bank sampah yang terupdate. Ada sekitar 200 bank sampah, tapi tidak diketahui mana yang aktif sehingga masyarakat cukup terkendala untuk menyalurkan sampah bernilai.
“Database nasional hanya mencatat 38 bank sampah di Provinsi Bengkulu, namun ternyata tidak semuanya aktif. Justru yang aktif bekerja di lapangan tidak terdaftar,” kata Senator.
Selain itu, lanjut Senator, provinsi Bengkulu diberi batas waktu dua tahun untuk tidak lagi menggunakan TPA. Karena itu perlu penguatan regulasi agar masyarakat tak lagi membuang sampah langsung ke TPA hingga menimbulkan kondisi yang overload.
“Kita diberi batas dua tahun untuk tidak lagi menggunakan TPA. Artinya, kita harus mencari solusi lain dalam pengelolaan sampah,” kata Senator.
Belum lagi masalah sampah plastik rafia program Makan Bergizi Gratis yang perlu dimanfaatkan dan bisa dikelola menjadi bahan bakar minyak (BBM) alternatif. Sampah kayu besar yang sering dibuang dari bangunan atau hutan juga masuk dalam penyerapan aspirasi tersebut.
Senator Destita menyarankan agar DLH mengupdate database bank sampah di website atau platform lainnya. Ia juga menekankan pentingnya edukasi pemilahan sampah sejak dini.
“Harapannya, kesadaran tentang pemilahan sampah bisa diajarkan sejak kecil, bahkan dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan. Dengan begitu, masyarakat sudah tahu cara memilah sampah sejak dini,” jelas Destita.
Ia juga berpesan agar ada sosialisasi masif antar pemerintah daerah dan instansi terkait tentang bank sampah yang ada di kota atau provinsi Bengkulu. Sehingga masyarakat semakin cerdas dalam mengelola pilah pilih sampah dari rumah untuk bisa mengirim sampah ke bank sampah.
Senator berharap pertemuan ini dapat menjadi langkah awal untuk menyelesaikan berbagai permasalahan sampah di Bengkulu. Serta kolaborasi antara pemerintah, lembaga, dan masyarakat dapat membawa perubahan positif dalam pengelolaan sampah di provinsi ini.
“Kita semua harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Mari kita mulai dari hal kecil, yaitu memilah sampah dengan benar,” pungkas Senator Destita. (Redaksi/A-B)