PERMAMPU Peringati Hari Kartini dan Konsolidasikan Perempuan Akar Rumput se-Sumatera

9

Bengkulu – Konsorsium PERMAMPU memperingati Hari Kartini dengan menggelar refleksi perjuangan Kartini sekaligus konsolidasi Forum Komunitas Perempuan Akar Rumput (FKPAR) se-Sumatera. Kegiatan berlangsung secara hibrid di 33 kabupaten/kota dan melibatkan 415 peserta dari berbagai unsur—termasuk perempuan muda, lansia, disabilitas, tokoh agama dan adat, perwakilan pemerintah daerah, NGO, serta media.

Koordinator PERMAMPU, Dina Lumbantobing, menegaskan perjuangan Kartini masih sangat relevan. Kartini dikenal sebagai pelopor pendidikan perempuan, namun ironisnya wafat karena komplikasi saat melahirkan.

“Hal ini menunjukkan persoalan kesehatan reproduksi perempuan masih menjadi tantangan hingga hari ini. Apalagi angka kematian ibu di Sumatera masih tinggi, terutama di Aceh, Sumatera Utara, dan Lampung,” jelasnya.

Diskusi para peserta menyoroti berbagai masalah yang dihadapi perempuan akar rumput, mulai dari putus sekolah, perkawinan anak, kekerasan, hingga keterbatasan akses layanan dasar. Di Bengkulu tercatat 202 kasus putus sekolah, di Sumut 42 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak pada triwulan pertama 2025. Ketimpangan ekonomi dan hambatan budaya juga masih kuat membatasi peran perempuan di ruang publik.

Baca Juga:  Bahari Expo Ajang Promosi Potensi SDM dan SDA Kampung Bahari

Data dari Dinas P3A Sumatera Selatan menunjukkan kasus kekerasan terhadap anak perempuan tinggi di Jambi, Palembang, dan Bengkulu. Sementara itu, di Lampung Selatan, 25 kasus kekerasan tercatat sepanjang tahun, dengan perkawinan usia anak menjadi persoalan yang terus berulang.

Sebagai tindak lanjut, FKPAR menyusun rencana kerja yang mencakup pendataan perempuan putus sekolah, penyandang disabilitas, penguatan ekonomi perempuan muda, promosi kesetaraan gender di keluarga, hingga advokasi kebijakan desa untuk pencegahan perkawinan anak.

Kegiatan ditutup dengan komitmen bersama untuk terus memperjuangkan hak-hak perempuan akar rumput dan mendorong lahirnya kebijakan yang berpihak pada perempuan di tingkat lokal.

“Semangat Kartini adalah semangat perempuan akar rumput hari ini. Kami akan terus bergerak,” tegas Dina. (RP)

\ Get the latest news /