Kisah Mahasiswa Desa: Dari Sakit Berat hingga Menjadi Inspirasi Kampus

2

Bengkulu – Perjuangan hidup seorang mahasiswa asal desa ini menjadi bukti bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk meraih cita-cita. Lahir dan besar di tengah hamparan persawahan, ia tumbuh dalam keluarga sederhana yang bergantung pada hasil alam untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Titik balik hidupnya terjadi pada tahun 2013. Di usia remaja, ia mengalami sakit serius selama enam bulan yang menyebabkan kerusakan organ tubuh cukup parah dan menghancurkan rasa percaya dirinya. Namun, dukungan orang tua, terutama sang ibu, menjadi kekuatan utama untuk perlahan bangkit dan melanjutkan hidup.

Tantangan berlanjut pada tahun 2016. Krisis ekonomi dan tekanan emosional kembali menghantam keluarganya. Saat itu, ia menjalani masa-masa sekolah menengah pertama dengan beban mental yang berat, menahan semuanya sendiri karena takut dicemooh dan ditolak lingkungan sekitar.

Keputusan besar datang saat ia memilih masuk pesantren, meski awalnya tidak disetujui keluarganya. Namun, justru di pesantren itulah perubahan besar terjadi. “Saya mulai yakin bahwa doa dan kerja keras bisa membuka jalan baru,” ujarnya. Di sana, ia belajar tentang pentingnya disiplin, keteguhan hati, dan keyakinan akan kekuatan doa.

Baca Juga:  Gubernur Helmi Serahkan Bantuan kepada Korban Kebakaran

Perjalanan keluarga juga tak kalah inspiratif. Sang ibu, yang awalnya hanya lulusan SMP dan berjualan ikan keliling, akhirnya berhasil menjadi guru dan menyelesaikan pendidikan di Universitas Terbuka sambil tetap bekerja. Sementara ayahnya, yang pernah menjabat sebagai kepala desa, menjalani proses kepemimpinan dengan penuh integritas.

Dengan dukungan penuh keluarga, ia mampu menembus dunia pendidikan tinggi dan terus mengukir prestasi. Selama kuliah, ia aktif mengikuti berbagai perlombaan hingga ke luar kota, menjadikan setiap pengalaman sebagai bahan pembelajaran. Prinsip hidupnya sederhana: kegagalan bukan akhir, melainkan bagian dari proses tumbuh.

Kini, mahasiswa tersebut memiliki cita-cita besar—menjadi pengusaha sekaligus pendidik, dan menjadi panutan bagi adik-adiknya. Ia berpesan kepada generasi muda untuk tidak takut gagal dan terus memperbaiki diri demi masa depan yang lebih baik.

“Setiap orang punya jalan masing-masing, dan setiap langkah, sekecil apa pun, bisa membawa kita pada perubahan besar,” pungkasnya.

\ Get the latest news /