HPMPI Desak Langkah Konkret Atasi Ancaman Krisis BBM di Bengkulu

7
Ketua Umum DPP Himpunan Pertashop Merah Putih Indonesia (HPMPI), Steven.

Bengkulu – Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Himpunan Pertashop Merah Putih Indonesia (DPP HPMPI) Steven menegaskan perlunya langkah konkret untuk mencegah terulangnya krisis bahan bakar minyak (BBM) di Provinsi Bengkulu.

Ia menyoroti pengerukan alur pelabuhan yang telah berakhir pada 31 Agustus 2025. Meski sempat menjadi perhatian Wakil Presiden dan ditindaklanjuti melalui Instruksi Presiden, hasilnya dinilai jauh dari target.

“Target kedalaman alur LWS 6 meter tidak tercapai, hanya berkisar 2,9–3 meter. Akibatnya, kapal berkapasitas besar sulit masuk sehingga rantai pasok energi kembali terancam,” kata Steven dalam keterangan tertulis, Minggu (7/9).

Menurutnya, sejumlah kapal bahkan enggan masuk ke alur pelabuhan karena dangkal dan berisiko. Pertamina Bengkulu memang berupaya menjaga suplai dengan menambah pasokan dari provinsi lain melalui skema Reguler, Alternatif, dan Emergency (RAE). Namun, pola suplai ini justru membuat ketergantungan dari luar daerah semakin tinggi, sementara depot BBM di Bengkulu belum optimal dimanfaatkan.

Steven mengapresiasi langkah Pemprov Bengkulu yang telah menurunkan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) dari 10 persen menjadi 7,5 persen. Namun, ia menegaskan kebijakan tersebut hanya efektif jika ketersediaan BBM, khususnya non-subsidi, benar-benar terjamin.

Baca Juga:  RUPS Bank Bengkulu: Penyegaran Direksi untuk Kinerja Lebih Baik

“Pendangkalan alur pelabuhan bukan sekadar masalah teknis. Dampaknya luas: suplai BBM tersendat, SPBU dan Pertashop terganggu, pulau terluar terancam terisolir, hingga distribusi bahan pokok masyarakat terhambat,” ujarnya.

DPP HPMPI, lanjut Steven, mendesak Presiden dan Wakil Presiden memberi perhatian penuh. Ia menyerukan pembentukan Satgas Pengawasan dan Penanggulangan lintas kementerian, pemerintah daerah, DPR, DPD, dan BUMN untuk memastikan pengerukan alur berjalan sesuai rencana, transparan, dan bebas penyalahgunaan.

Selain itu, ia menekankan pentingnya penguatan distribusi energi dengan memastikan suplai BBM subsidi maupun non-subsidi tetap lancar melalui sinergi depot, distribusi RAE, serta optimalisasi armada.

“Menghapus ego sektoral, saatnya seluruh pihak bergandeng tangan demi menjaga keberlangsungan hidup masyarakat dan stabilitas ekonomi daerah,” tegasnya.

Steven menambahkan, para pengusaha Pertashop siap mendukung upaya ini. “Pertashop berperan vital sebagai penyalur energi rakyat, tidak hanya di kota, tetapi juga di pelosok desa. Stabilitas suplai BBM adalah syarat mutlak agar keadilan energi benar-benar dirasakan hingga ke daerah terpencil,” pungkasnya.

\ Get the latest news /