Global Tiger Day 2025, Senator Destita Ajak Masyarakat Selamatkan Harimau Sumatera Sejak Dini

18

Bengkulu– Anggota DPD RI Dapil Bengkulu, Apt. Destita Khairilisani, S.Farm., MSM., menjadi narasumber dalam peringatan Global Tiger Day Bengkulu 2025 yang digelar di Tempua, Kota Bengkulu, Selasa (29/7). Kegiatan yang mengusung tema “The Final of King’s Trail, It’s Time to Act” ini menekankan pentingnya aksi nyata untuk melestarikan Harimau Sumatera yang kini terancam punah.

Dalam sesi talk show, Destita menyampaikan keprihatinannya atas kondisi Harimau Sumatera yang populasinya diperkirakan tak lebih dari 400 ekor.

“Tantangan kita hari ini adalah bagaimana menjaga agar harimau tidak menyusul Harimau Jawa dan Harimau Bali yang sudah punah. Ini PR kita bersama,” tegasnya.

Ia menekankan perlunya kolaborasi berbagai pihak mulai dari masyarakat, pemerintah daerah, provinsi, hingga pusat untuk menyelamatkan satwa langka tersebut.

“Kita tidak bisa saling tunjuk kewenangannya. Harimau adalah hewan yang sangat cantik dan ikonik. Bahkan sampai difilmkan seperti ‘Manusia Harimau’ karena saking melegendanya,” ujarnya.

Destita juga mengingatkan konflik antara harimau dan manusia seringkali terjadi karena habitat satwa tersebut rusak. Ia mencontohkan legenda masyarakat di Kepahiang yang dulu sering melihat harimau masuk desa lantaran habitat aslinya yang dijadikan permukiman.

Baca Juga:  Senator Destita Terima Aspirasi Potongan Zakat hingga Soal Bosda Guru di Bengkulu

“Kalau habitat mereka rusak, wajar mereka turun. Maka habitatnya harus kita lindungi,” katanya.

Sebagai anggota DPD RI, Destita menyatakan komitmennya untuk mendorong aspirasi masyarakat, khususnya terkait regulasi pelestarian lingkungan.

“Kami siap menyuarakan perlunya undang-undang perlindungan sumber daya alam, termasuk konservasi harimau. Apalagi saya di Komite III yang bermitra dengan sektor pendidikan,” ucapnya.

Destita menambahkan pentingnya edukasi sejak dini agar anak-anak tumbuh dengan kesadaran mencintai dan menjaga alam.

“Jangan sampai anak-anak kita cuma tahu harimau dari gambar. Di Bengkulu ini tidak ada kebun binatang yang representatif. Saya membayangkan cucu saya nanti hanya bisa melihat harimau dari televisi, itu sedih sekali,” katanya.

Ia pun mendukung usulan Menteri Agama untuk memasukkan pelajaran konservasi lingkungan ke dalam kurikulum sekolah.

“Bukan hanya akademik, tapi pendidikan soal alam dan pelestarian lingkungan juga penting,” imbuhnya.

Di akhir sesi, Destita mengapresiasi berbagai komunitas dan organisasi yang peduli terhadap pelestarian harimau seperti Walhi, Kanopi Hijau, dan Tempua.

“Kalau bukan kita siapa lagi? Mari mulai dari keluarga, lingkungan, lalu meluas ke masyarakat. InsyaAllah bisa,” tutupnya.

Baca Juga:  Polda Bengkulu Tangkap Pengoplos BBM Pertalite, 3 Ton Minyak Mentah Ikut Disita

Dalam talkshow ini, Senator Lulusan Universitas Indonesia didampingi perwakilan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu dan organisasi/lembaga swadaya masyarakat yang berfokus pada keanekaragaman hayati.

\ Get the latest news /