Bengkulu – Pengerukan alur Pelabuhan Pulau Baai kembali disorot. Kapal keruk CSD Costa Fortune 3 tidak bekerja 24 jam penuh seperti yang dijanjikan, menyebabkan alur pelabuhan makin tertutup pasir dan berubah jadi daratan.
Wakil Ketua INSA sekaligus anggota DPRD Kota Bengkulu, Edi Hariyanto, menyampaikan kekecewaannya seperti dikutip khazanah.com . “Alur Pelabuhan Pulau Baai sekarang benar-benar tertutup pasir. Kapal keruk tidak kerja 24 jam, hanya aktif saat ada kunjungan GM Pelindo dan media,” ujar Edi, Senin (9/6/2025).
Hasil sidak lapangan yang dilakukan bersama Ketua Forum Komunikasi Asosiasi Maritim Marwan Ramis, Sekretaris Forum Purwanto, dan Aris dari ALFI ILFA, menunjukkan kapal keruk berhenti bekerja setelah kunjungan resmi. Edi meminta KSOP segera menempatkan petugas untuk mengawasi dan mencatat jam kerja kapal keruk setiap hari.
Sebagai solusi, mereka sepakat memanfaatkan alur alami dekat dermaga Pertamina. Untuk itu, pipa Pertamina yang menghalangi alur diusulkan dipotong pada posisi L dan disambung kembali agar tertanam ke dasar pasir, sehingga tidak mengganggu keluar-masuk kapal.
“Kami minta Gubernur Bengkulu segera berkoordinasi dengan Pelindo, Pertamina, dan KSOP. Ini urgen untuk mengembalikan fungsi pelabuhan dan memperlancar aktivitas ekonomi,” pungkas Edi.