Destita Perankan Sosok Fatmawati, Budayawan: Ini Bukti Cinta Budaya Bengkulu

23

Bengkulu – Sejarawan sekaligus budayawan Bengkulu, Agus Setyanto, mengapresiasi pementasan teaterikal Fatmawati untuk Indonesia yang ditampilkan dalam pembukaan Festival Tabut 2025 di kawasan Pantai Panjang, Jumat malam (26/6). Baginya, penampilan tersebut menjadi istimewa bukan hanya karena isinya yang menyentuh sejarah nasional, tetapi juga karena diperankan langsung oleh Anggota DPD RI, Apt. Destita Khairilisani, S.Farm., M.S.M.

“Jarang-jarang ada pejabat publik yang membawakan pertunjukan seni seperti ini. Apalagi beliau tidak hanya tampil dalam lakon menjahit bendera, tapi juga membacakan puisi tentang Ibu Fatmawati. Ini luar biasa,” ujar Agus saat dimintai tanggapan, Sabtu (27/6).

Menurut Agus, tampilnya tokoh publik nasional dalam panggung seni memberikan dua dampak penting. Pertama, menggugah para pelaku seni bahwa seni bisa diperjuangkan dari berbagai kalangan, termasuk pejabat negara. Kedua, memberikan harapan baru bahwa seni dan budaya bisa mendapat dukungan yang lebih konkret dari pemangku kebijakan.

“Ketika seorang tokoh nasional, apalagi anggota DPD RI, punya talenta dan minat di bidang seni, itu bagus. Masyarakat pun jadi lebih menghargai. Ini bisa jadi pemantik semangat bagi pelaku seni lainnya,” tambah Agus.

Baca Juga:  Senator Destita : Kunjungan Wapres ke Bengkulu Tekankan Urgensi Penanganan Alur Pelabuhan Pulau Baai dan Kelangkaan BBM

Lebih jauh, Agus menekankan bahwa pementasan tersebut tidak sekadar pertunjukan biasa. Tokoh Fatmawati, sebagai penjahit bendera pusaka, sangat layak diangkat dalam pentas teater karena perannya yang monumental dalam sejarah kemerdekaan. Terlebih, ketika yang memerankan adalah tokoh nasional juga, pesan yang tersampaikan menjadi lebih kuat.

Senada dengan itu, Ketua Umum Laskar Melayu Bengkulu, Junaidi Zul, menilai bahwa upaya Destita untuk mengenalkan Fatmawati dalam bentuk seni adalah langkah konkret yang patut dicontoh oleh pejabat lainnya, baik di tingkat lokal maupun nasional.

“Mengenalkan Fatmawati tidak cukup satu dua kali. Harus berkelanjutan dan dilakukan bersama-sama oleh para tokoh publik, termasuk DPR dan DPD RI. Karena sosok Fatmawati adalah bukti bahwa Indonesia dirajut dengan benang persatuan dari berbagai daerah, salah satunya dari Bengkulu,” ujar Junaidi.

Pementasan Fatmawati untuk Indonesia di Festival Tabut 2025 menjadi momentum berharga yang mempertemukan kekuatan sejarah, seni, dan pengaruh tokoh publik dalam satu panggung. Harapannya, pertunjukan ini menjadi awal dari semangat baru bagi pelaku seni dan kebudayaan Bengkulu untuk terus berkarya dan memperkuat identitas daerah di pentas nasional.

\ Get the latest news /