Seluma – Meski Kabupaten Seluma telah menarik banyak investor untuk menanamkan modalnya, nyatanya hal tersebut belum memberikan dampak signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Bupati Seluma, Teddy Rahman, menyoroti fenomena ini sebagai hal yang sangat miris.
Dalam pernyataannya kepada Bengkulu Ekspress, Teddy Rahman mengungkapkan kekhawatirannya atas minimnya kontribusi perusahaan-perusahaan tersebut terhadap PAD.
“Aneh juga, perusahaan banyak di Seluma ini. Tapi saya perhatikan PAD tetap kecil, bisa dibilang tidak ada pengaruhnya,” celetuk Bupati.
Menurutnya, dengan banyaknya investor yang beroperasi di Seluma, seharusnya PAD tidak sekecil Rp 36 miliar per tahun. Angka tersebut merupakan akumulasi dari berbagai sumber, seperti Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Dana Bagi Hasil (DBH), galian C, reklame, dan lainnya.
“Rp 36 miliar ini sudah dari semua sumber. Jadi sangat miris, jika dilihat dari potensi yang ada,” sambungnya.
Beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) seperti Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP), Dinas Perhubungan, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM (Disperindagkop UKM), serta Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) memang telah berkontribusi terhadap PAD. Namun, kontribusi tersebut dinilai belum mampu mendongkrak PAD sesuai target yang pernah disampaikan dalam debat Pilkada lalu, yaitu sebesar Rp 67 miliar.
Teddy Rahman menduga adanya kebocoran dalam pengelolaan PAD. “Saya menduga jika PAD ini masih belum tergarap secara maksimal. Jadi PAD kita masih kecil. Kuat dugaan ini terjadi kebocoran PAD,” tegasnya.
Bupati berencana melakukan perbaikan secara bertahap, baik dalam manajemen internal pemerintah daerah maupun peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM). Langkah ini diharapkan dapat mengoptimalkan potensi daerah dan meningkatkan kontribusi investor terhadap PAD.
“Dalam waktu dekat ini, satu persatu akan dilakukan perbaikan. Baik itu manajemen internal Pemda Seluma maupun SDM,” pungkas Teddy Rahman. (Redaksi)