Bengkulu – Pemerintah Kota Bengkulu di bawah kepemimpinan Walikota Dedy Wahyudi dan Wakil Walikota Ronny PL Tobing terus berupaya menata ulang kawasan wisata Pantai Panjang agar lebih tertib dan ramah wisatawan.
Langkah konkret terbaru adalah pembongkaran lapak-lapak pedagang yang dinilai melanggar aturan. Para pedagang yang terdampak akan segera direlokasi ke lokasi baru yang telah disiapkan oleh pemerintah kota. Relokasi ini dilakukan untuk menciptakan suasana wisata yang lebih rapi, nyaman, dan bebas dari kesemrawutan.
Tak hanya soal lapak, Pemkot juga sedang merancang penetapan standarisasi harga makanan dan minuman di kawasan Pantai Panjang. Kebijakan ini bertujuan menghilangkan praktik harga tak masuk akal yang kerap dikeluhkan wisatawan. “Kita akan buat standarisasi harga, karena kalau ingin nama Bengkulu dikenal nasional semua harus dibenahi. Jangan sampai orang datang sekali langsung kapok,” tegas Walikota Dedy.
Ia menyoroti praktik tidak etis sebagian pedagang yang memaksa pengunjung membayar bahkan hanya untuk duduk dan bersantai. “Kasihan kita lihat orang-orang dari kampung itu harus dipaksa belanja,” tambahnya.
Untuk menetapkan harga yang wajar dan disepakati bersama, Pemkot akan melibatkan perangkat daerah dan para pedagang dalam musyawarah. Dengan begitu, pedagang tetap bisa berjualan secara nyaman, dan wisatawan tak lagi khawatir terkena pungutan liar atau harga selangit.
Selain itu, zonasi juga diterapkan di kawasan wisata ini. Akan ada area khusus pedagang dan area publik yang bebas dari aktivitas jual beli, memberikan ruang bagi masyarakat untuk menikmati alam tanpa beban biaya.
Tercatat sekitar 400 pedagang akan direlokasi dalam waktu dekat. Pembagian lapak baru dilakukan dengan sistem undian guna menghindari kecemburuan sosial antar pedagang terkait lokasi berjualan.
Penataan Pantai Panjang ini diharapkan menjadi titik awal transformasi wajah pariwisata Bengkulu menuju destinasi wisata unggulan nasional.
＼ Get the latest news ／
