Menelusuri Sejarah Sub-suku Usba Melalui Buku Merajut Kisah dari Pulau ke Pulau

1
Peluncuran dan Bedah Buku Merajut Kisah dari Pulau ke Pulau: Rekonstruksi Sejarah Sub-suku Usba di Raja Ampat pada Senin (28/04) di Perpusnas RI, Jakarta.

Papua – Sub-suku Usba, salah satu dari sekian banyak sub-suku yang ada di Tanah Papua. Sub-suku Usba merupakan bagian dari Suku Biak, salah satu suku terbesar yang ada di Bumi Cendrawasih.

Sub-suku Usba mendiami Kepulauan Ayau yang merupakan bagian dari Pulau Waigeo di Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat Daya.

Seperti kebanyakan suku dan sub-suku yang ada di Papua, leluhur sub-suku Usba terbiasa dengan tradasi tutur atau bercerita, ketimbang tradisi tulis.

Cerita tentang leluluhur suku disampaikan melalui lisan dari generasi ke generasi, hal ini membuat banyak kisah asal usul dari suku maupun sub-suku di Papua hilang ditelan zaman.

Barulah tahun 2025, sub-suku Usba mencatat dirinya dalam sejarah melalui buku berjudul “Merajut Kisah dari Pulau ke Pulau: Rekonstruksi Sejarah Sub-suku Usba di Raja Ampat” karya Lisa Febriyanti dan RD Mahendra Uttunggadewa

Buku tersebut diluncurkan melalu kegiatan Peluncuran dan Bedah Buku Merajut Kisah dari Pulau ke Pulau: Rekonstruksi Sejarah Sub-suku Usba di Raja Ampat pada Senin (28/04) di Perpusnas RI, Jakarta.

Baca Juga:  Mendes, Gubernur dan Walikota Siap Dedikasikan Diri Demi Kemajuan UNIB

Ketua Dewan Adat Charles Imbir menyampaikan keynote speech-nya yang mengingatkan akan pentingnya sejarah, terutama sejarah sub-suku Usba yang diharapkan mampu menjadi pengingar, pemersatu dan perekat Bangsa Indonesia, khususnya suku-suku yang ada di Papua.

“Buku ini paling tidak bisa menjadi obor yang menerangi sejarah sub-suku Usba di Raja Ampat, kami mengucapkan terimakasih kepada penulis Kaka Lisa dan Kaka Mahendra,” ujar Cahrles.

Dalam sesi diskusi yang dipandu oleh Pemimpin Redaksi konteks.co.id Jimmy Radjah selaku moderator. Lisa Febriyanti yang merupakan salah satu penulis bertindak sebagai penyampai materi, dan bertindak sebagai penanggap Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Indonesia Susanto Zuhdi serta Sejarawan Universitas Cendrawasih Albert Rumbekwan.

Lisa menjelaskan secara umum gambaran dari buku, dan proses pengambilan data yang dilakukan dalam menulis buku ini.

“Kami 14 hari tinggal di kapal, mengunjungi satu pulau ke pulau lain untuk menemui masyarakat sub-suku Usba, dan mendengarkan cerita mereka. Kami tidak memotong penjelasan mereka, karena kami mau di buku ini mereka yang bercerita tentang sub-suku Usba,” jelas Lisa.

Baca Juga:  Jasa Raharja Bengkulu Pelatihan PPGD untuk Tingkatkan Keselamatan Lalu Lintas

Metode yang digunakan adalah melihat literatur: studi lietartur membuka arsip, dokumen, buku-buku dari penjelajah Eropa untuk melihat kesesuaian peristiwa yang dituturkan leluhur Usba.

Pada saat bersamaan, Susanto yang juga bertindak sebagai Koordinator Editor Sejarah Nasional Indonesia menyambut positif buku yang dituliskan berdasarkan fakta narasi dari masyarakat sub-suku Usba.

Susanto juga mengatakan, berkomitmen untuk mendukung penulisan sejarah sub-suku Usba ini. Namun ada catatan penting yang diberikan terkait metodologi dalam menyusun konstruksi sejarah yang ke depan mungkin perlu dilengkapi.

Sementara itu, Albert menanggapi prihal eksisten dari sub-suku Usba yang merupakan bagian dari diaspora suku Biak di Raja Ampat.

Kegiatan dan bedah buku tersebut ditutup dengan mendengarkan pandangan dari Dewan Adat Papua dan masyarakat yang mendukung serta menyambut positif terbitnya buku Merajut Kisah dari Pulau ke Pulau: Rekonstruksi Sejarah Sub-suku Usba di Raja Ampat.*

\ Get the latest news /