Bengkulu – Mulai berkurangnya peserta didik di madrasah dan pondok pesantren menjadi perhatian serius bagi pengelola lembaga pendidikan. Kepala Sesi (Kasi) Pondok Pesantren Kementerian Agama (Kemenag) Kota Bengkulu, Muhammad Ali, mengungkapkan bahwa saat ini seluruh madrasah dan pondok pesantren mengalami penurunan jumlah peserta didik.
“Ini mungkin karena pengaruh sistem zonasi. Jika sebelumnya siswa yang tidak lulus tes masuk madrasah atau sekolah negeri dapat melanjutkan ke sekolah swasta atau pesantren, kini pilihan tersebut semakin terbatas,” ujar Ali pada Selasa, 18 Februari 2025.
Penurunan peserta didik ini tidak hanya dipengaruhi oleh kebijakan zonasi atau kemampuan akademik siswa, tetapi juga oleh faktor lain, seperti pertumbuhan jumlah sekolah di Kota Bengkulu.
“Iya, pertumbuhan sekolah yang sangat pesat juga mempengaruhi. Bahkan, kini hampir di setiap kelurahan terdapat pondok pesantren, sementara jumlah anak usia sekolah semakin berkurang,” tambahnya.
Sebagai solusi untuk meningkatkan minat masuk ke pondok pesantren, Ali menekankan pentingnya pengembangan program unggulan. Ia menyarankan agar selain mempelajari kitab, para santri juga diberikan keterampilan berwirausaha sebagai bagian dari kurikulum pesantren.
“Ke depannya, pesantren tidak hanya mencetak calon ustaz atau ustazah, tetapi juga pengusaha yang beriman dan bertanggung jawab,” katanya.
Beberapa keterampilan yang dapat dikembangkan di pesantren mencakup usaha hidroponik, berkebun jeruk kalamansi, serta berbagai bentuk usaha lainnya yang dapat membantu santri dalam membangun kemandirian ekonomi.
Saat ini, di Kota Bengkulu terdapat 22 pondok pesantren dengan jumlah santri mencapai 2.713 orang. Jumlah ini menunjukkan penurunan dibandingkan tahun ajaran 2023-2024, di mana jumlah santri mencapai 2.900 orang. (Red/1)