Bengkulu – Walikota Bengkulu, Dedy Wahyudi, secara tegas mewajibkan seluruh kelurahan di Kota Bengkulu membentuk dan mengelola bank sampah. Instruksi ini dikeluarkan usai dirinya meninjau langsung aktivitas bank sampah di Kelurahan Lempuing, Nusa Indah, dan Sawah Lebar.
Menurut Dedy, bank sampah menjadi solusi nyata dalam mengurangi volume sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), yang kini semakin penuh dan bermasalah dalam pengelolaannya.
“Bank sampah mengajarkan masyarakat memilah dan mendaur ulang sampah. Ini tidak hanya membantu lingkungan, tapi juga bernilai ekonomi,” kata Dedy.
Salah satu yang dinilai berhasil adalah Bank Sampah Kreatif Berseri di Kelurahan Lempuing. Setiap Sabtu, warga datang membawa sampah yang telah dipilah dari rumah. Sampah tersebut ditimbang dan dikonversi ke dalam bentuk rupiah yang ditabung.
“Saya melihat sendiri ada nasabah yang saldonya sudah Rp5 juta. Bahkan jika tidak diambil, bisa mencapai Rp9 juta,” ujar Dedy.
Saat ini, bank sampah Lempuing sudah memiliki ratusan nasabah dan terus berkembang. Keberhasilan ini, menurut Dedy, harus menjadi contoh bagi seluruh kelurahan.
Dedy menekankan pentingnya mengubah pola pikir masyarakat soal sampah. Pengelolaan sampah tidak bisa hanya bergantung pada pemerintah, tapi harus dimulai dari rumah tangga.
“Pilah sampah dari rumah. Sampah organik bisa jadi pupuk, sampah plastik dan anorganik bisa dijual. Ini tanggung jawab bersama,” tegasnya.
Pemerintah Kota Bengkulu berkomitmen penuh dalam penanganan sampah. Dalam waktu dekat, Dedy akan mengumpulkan seluruh lurah dan membawa mereka meninjau langsung sistem pengelolaan bank sampah di Lempuing.
“Kalau satu lurah bisa, yang lain juga harus bisa. Kalau tidak, berarti ada yang salah,” tutup Dedy.
Kunjungan ini turut diikuti oleh Pj Sekda Tony Elfian, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Riduan, Inspektur Inspektorat Eka Rika Rino, Camat Ratu Agung Subhan Gusti Hendri, dan jajaran Pemkot lainnya.
＼ Get the latest news ／
