Walikota Bengkulu Hadiri Rakernas JKPI Yogyakarta, Dorong Pelestarian Budaya Lokal

2
Walikota Bengkulu Dedy Wahyudi bersama istri dan tim delegasi menghadiri Seminar dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) ke-XI yang digelar di Hotel Tentrem, Yogyakarta.

Yogyakarta — Walikota Bengkulu Dedy Wahyudi bersama istri dan tim delegasi menghadiri Seminar dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) ke-XI yang digelar di Hotel Tentrem, Yogyakarta. Kegiatan ini diikuti oleh 56 kota dan kabupaten dari seluruh Indonesia dan akan berlangsung hingga 9 Agustus 2025.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bengkulu, Gitagama, mengatakan bahwa Kota Bengkulu sebagai salah satu dari 30 kota anggota JKPI akan berpartisipasi aktif dalam rangkaian agenda yang telah dijadwalkan.

“Salah satu kegiatan yang akan diikuti adalah karnaval budaya dalam acara street performance. Ini menjadi ajang untuk menampilkan kekayaan budaya lokal kita,” ujar Gita.

Acara ini juga dihadiri sejumlah tokoh nasional seperti Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon, Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha, Wakil Mendagri Bima Arya, serta Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X.

JKPI sendiri merupakan organisasi non-profit yang tidak berafiliasi dengan partai politik atau golongan tertentu. Organisasi ini menjadi wadah bagi pemerintah kota dan kabupaten untuk bersama-sama melestarikan pusaka alam dan budaya, baik yang bersifat nyata (tangible) maupun tak kasat mata (intangible), sebagai modal pembangunan masa depan.

Baca Juga:  Harga Sawit Bengkulu Rp3.140 per Kg, Petani Diminta Jaga Kualitas

Menurut Gita, Rakernas JKPI memiliki nilai strategis karena membahas upaya mendorong partisipasi masyarakat dalam menjaga kekayaan budaya demi memperkuat keutuhan NKRI.

“Ini bagian dari strategi Pemkot Bengkulu untuk memperkenalkan potensi budaya dan warisan lokal kepada masyarakat nasional maupun internasional. Kita ingin Bengkulu sejajar dengan kota-kota besar yang sudah lebih dulu dikenal sebagai kota budaya seperti Yogyakarta, Bandung, Banjarmasin, atau Palembang,” jelasnya.

Ia juga menegaskan bahwa pengembangan kota pusaka bukan tanggung jawab satu instansi saja, tetapi membutuhkan kolaborasi lintas sektor.

“Pak Wali Kota ingin mengeksplorasi lebih jauh strategi yang bisa membawa Bengkulu menjadi pusat budaya yang dikenal luas, bahkan melebihi kota-kota lain,” tutup Gita.

\ Get the latest news /