

Bengkulu – Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, apt. Destita Khairilisani, S.Farm., MSM. mendampingi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Yahya Cholil Staquf, menyaksikan pelantikan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Bengkulu Masa Khidmat 2024-2029 di Asrama Haji Kota Bengkulu, Sabtu (8/2/2025).
Senator Destita menyampaikan selamat atas pelantikan ini dan mengucapkan selamat atas terpilihnya Khairudin Wahid memimpin PWNU Bengkulu periode 2024-2029. Anggota Komite III ini berharap kedepan organisasi Islam terbesar dseperti NU bisa berkolaborasi mempercepat pembangunan Provinsi Bengkulu.
Dalam sambutannya, Khairudin menegaskan bahwa PWNU Bengkulu saat ini masih dalam tahap konsolidasi, dengan fokus utama pada upaya menjamiahkan jemaah. Menurutnya, masyarakat Bengkulu secara kultur telah menganut Ahlussunnah wal Jamaah, tetapi masih banyak yang belum mengenal Nahdlatul Ulama sebagai rumah besar yang menaungi mereka.
Dalam mengelola organisasi, PWNU menekankan pentingnya tata kelola (governance system) yang profesional. Organisasi ini harus ditata dan dikelola secara manajerial sesuai dengan kebijakan yang telah digariskan.
Khairudin mengakui adanya tantangan dalam proses konsolidasi organisasi, terutama terkait faktor geografis. Jarak antar-kabupaten yang cukup jauh, selain itu, masih terdapat daerah-daerah dengan akses komunikasi yang terbatas (black spot), yang menyulitkan implementasi program digitalisasi yang dicanangkan PWNU.
Selain itu, ia juga menyoroti pentingnya membangun kemitraan yang lebih erat dengan pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah. “PWNU Bengkulu dan pemerintah memiliki tujuan yang sama, yaitu mengurus dan melayani masyarakat. Oleh karena itu, sinergi yang lebih kuat perlu terus diupayakan,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Umum PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf, berharap PWNU Bengkulu dapat terus mengembangkan organisasi hingga ke tingkat cabang dan ranting. NU diharapkan selalu solid dan kompak dalam mensyiarkan ajaran Islam serta menjalankan program keumatan.
“Semua harus bergerak selaras agar NU semakin kuat dan mampu mencapai tujuannya. Konsolidasi organisasi harus mencakup tiga aspek utama, yakni tata kelola administrasi dan legalitas kepengurusan, penguatan sumber daya manusia dan keuangan, serta layanan yang relevan bagi jemaah dengan mempertimbangkan kondisi aktual di masyarakat,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, turut dilaksanakan Pembukaan Pendidikan Menengah Kepemimpinan Nahdlatul Ulama (PMKNU) Angkatan I, yang bertujuan mencetak kader pemimpin NU yang berkompeten dan berintegritas.