Permampu Gelar Diskusi Kritis Sambut Harganas: Bangun Empati Antar Generasi dalam Keluarga

7
Konsorsium Perempuan Sumatera Mampu (Permampu) melalui Cahaya Perempuan Women’s Crisis Centre (WCC) Bengkulu menggelar diskusi kritis bertajuk “Membangun Empati Intergenerasi di Keluarga”, Kamis (26/6/2025) di Aula Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong.
Permampu melalui Cahaya Perempuan Women’s Crisis Centre Bengkulu menggelar diskusi kritis bertajuk “Membangun Empati Intergenerasi di Keluarga”, Kamis (26/6/2025).

Rejang Lebong – Konsorsium Perempuan Sumatera Mampu (Permampu) melalui Cahaya Perempuan Women’s Crisis Centre (WCC) Bengkulu menggelar diskusi kritis bertajuk “Membangun Empati Intergenerasi di Keluarga”, Kamis (26/6/2025) di Aula Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong. Acara ini dalam rangka menyambut Hari Keluarga Nasional (Harganas) yang diperingati setiap 29 Juni.

Kegiatan yang digelar secara daring ini dilaksanakan serentak di delapan provinsi di Pulau Sumatera, yaitu Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Jambi, Sumatera Barat, Riau, Sumatera Utara, dan Aceh. Di Provinsi Bengkulu, diskusi ini diikuti oleh tiga kabupaten: Seluma, Kepahiang, dan Rejang Lebong.

Peserta dari Kabupaten Rejang Lebong terdiri atas perwakilan berbagai instansi dan organisasi, seperti Dinas Komunikasi dan Informatika, Dinas Sosial, DP3APPKB, komunitas Gaharu dan HKSK, pengurus dan anggota Credit Union (CU), penyandang disabilitas, perempuan lansia, pengurus Forum Komunikasi Partisipasi Anak Rejang Lebong (KPAR), jaringan NGO, serta media lokal seperti Curup Ekspress.

Diskusi dibuka oleh Program Manager Permampu, Virlian Nurkristi. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa peringatan Harganas adalah momen penting untuk merefleksikan peran keluarga sebagai institusi dasar dalam masyarakat.

Baca Juga:  HUT Kota Curup, Gubernur Bengkulu Beri Dua Kado Besar untuk Rejang Lebong

“Permampu mengembangkan Gerakan Keluarga Pembaharu yang fokus pada pencegahan dan penanganan perkawinan usia anak di bawah 19 tahun,” ujar Virlian.

Ia menambahkan, gerakan ini bertujuan membangun relasi yang setara dan saling menghargai di dalam keluarga, sekaligus menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak sebagai agen perubahan sosial.

“Permampu telah mengidentifikasi 97 calon keluarga pembaharu dari 25 kabupaten di delapan provinsi. Harapannya, perubahan tidak hanya terjadi pada nilai, tetapi juga pada praktik kehidupan sehari-hari,” tuturnya.

Diskusi dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Direktur Ashoka, Nani Zulminami, yang juga penggagas Gerakan Keluarga Pembaharu (Gahar). Ia menyoroti pentingnya empati dan komunikasi lintas generasi sebagai fondasi keluarga yang inklusif.

“Masalah utama dalam keluarga adalah ketimpangan komunikasi antar anggota yang berbeda kapasitas, gender, maupun status. Ideologi patriarki yang kuat turut memperlebar kesenjangan ini,” jelas Nani.

Menurutnya, komunikasi yang tidak dilandasi empati antar generasi menjadi hambatan utama dalam membangun keluarga sebagai ruang aman dan pembaharu nilai-nilai sosial.

Baca Juga:  DPRD Rejang Lebong Gelar Sertijab Bupati dan Wakil Bupati 2025-2030

Diskusi ditutup dengan sesi interaktif yang membahas tantangan komunikasi keluarga masa kini serta pentingnya membangun ruang dialog yang terbuka, menyenangkan, dan setara antar generasi. (Vani)

\ Get the latest news /