Bengkulu — Proses pengerukan alur Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu yang saat ini dilakukan menggunakan satu unit excavator dinilai belum efektif dan cenderung mubazir.
Anggota Komisi II DPRD Kota Bengkulu, Edy Haryanto, menilai langkah ini tidak akan mampu mengatasi sedimentasi yang tinggi di mulut pelabuhan.
“Sedimentasi pasir bisa mencapai 1.500 kubik per hari. Kalau hanya pakai satu alat berat, ini tidak akan cukup. Hanya memindahkan pasir, bukan mengurangi jumlahnya,” kata Edy, Kamis (3/4/2025) malam.
Menurutnya, pengerukan seperti ini hanya akan menghabiskan anggaran. Ia mencontohkan pengerukan sebelumnya yang menggunakan kapal keruk dari Belanda saja butuh waktu berbulan-bulan.
“Kalau sekarang pakai excavator satu saja, saya pesimis selesai. Jangan sampai buang-buang anggaran,” ujarnya.
Edy mendesak Pelindo segera mendatangkan kapal keruk. Ia menyebut saat ini alur pelabuhan sudah tidak bisa dilewati kapal besar, termasuk kapal pengangkut BBM.
“Kita dukung Pelindo, tapi harus segera pakai kapal keruk supaya masalah ini cepat selesai,” tegasnya.
Menanggapi hal itu, GM Pelindo Regional 2 Bengkulu, S. Joko, mengatakan pengerukan masih tahap awal. Satu unit excavator digunakan sementara, dan akan ditambah dengan mesin penyedot pasir pekan depan.
“Target kami pengerukan selesai dalam satu bulan. Kami apresiasi dukungan dari Pemprov Bengkulu dan Forkopimda,” ujar Joko.
Pj Sekda Provinsi Bengkulu, Herwan Antoni, juga optimistis pengerukan berjalan lancar jika cuaca mendukung.
“Diharapkan dalam sepekan ke depan, alur kapal bisa kembali normal,” kata Herwan. (Red)