Bengkulu – Mantan Gubernur Bengkulu, Agusrin M Najamudin, kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap kondisi infrastruktur desa di tanah kelahirannya. Saat mudik ke kampung halaman, Agusrin tidak hanya bersilaturahmi dengan keluarga, namun juga turun langsung ke tengah masyarakat untuk menyerap aspirasi dan melihat kondisi lapangan secara nyata.
Salah satu perhatian utama Agusrin tertuju pada kondisi jembatan gantung di Desa Tanjung Menang, Kecamatan Seginim, yang mengalami kerusakan parah dan terancam putus. Jembatan yang telah dibangun sejak 2008 itu merupakan akses vital penghubung ke Desa Tanjung Eran, Kecamatan Pino.
Kerusakan jembatan tersebut tidak hanya menghambat aktivitas warga, tetapi juga membahayakan keselamatan pengguna serta mengganggu distribusi hasil pertanian.
“Sebelumnya beliau sudah turun langsung ke lokasi karena ada warga yang mengadu soal kondisi jembatan. Pak Agusrin langsung memberikan bantuan pribadi sebesar Rp13 juta untuk perbaikan. Ini murni karena rasa kepeduliannya terhadap warga,” ujar tokoh masyarakat setempat, Sadikin Ali, Minggu (6/4/2025).
Bantuan tersebut, kata Sadikin, direncanakan akan digunakan untuk membeli material dan menutupi biaya operasional perbaikan jembatan. Dana tersebut diserahkan langsung kepada perwakilan warga, Riko.
Namun, bantuan itu sempat menimbulkan dinamika di lapangan. Pasalnya, tak lama setelah dana dari Agusrin disalurkan, datang pula bantuan berupa tiga kubik papan kayu dari pihak Wakil Bupati. Hal ini membuat warga bingung, bahkan sempat berencana mengembalikan bantuan dari Agusrin.
“Warga kaget karena tiba-tiba datang papan kayu. Lalu mereka menghubungi Pak Agusrin, dan beliau memilih untuk mengalihkan bantuannya ke lokasi lain yang juga membutuhkan perbaikan jembatan,” jelas Sadikin.
Meski demikian, menurut Sadikin, papan kayu setebal 3 cm yang diberikan dinilai tidak memadai untuk kebutuhan jembatan gantung, yang masih memerlukan pengelasan besi dan biaya operasional gotong royong.
“Pak Agusrin sudah menunjukkan itikad baik. Beliau juga menyampaikan, semakin banyak yang membantu itu bagus, tapi jangan jadi pahlawan kesiangan. Pemda seharusnya sudah sejak lama menangani ini, karena kerusakan jembatan bukan hal baru,” tegasnya. (Red)