Mukomuko — Dinas Perikanan Kabupaten Mukomuko akan menggelar pelatihan bagi 80 nelayan lokal guna mengganti alat tangkap trawl (pukat harimau) yang merusak ekosistem laut. Kegiatan ini menggandeng Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) Semarang sebagai mitra pelaksana.
Kepala Dinas Perikanan, Eddy Aprianto, SP, M.Si, mengatakan pelatihan bertujuan meningkatkan kepatuhan nelayan terhadap aturan pelarangan trawl dan mendorong penggunaan alat tangkap yang lebih ramah lingkungan.
“Kami ingin nelayan Mukomuko tidak lagi menggunakan trawl. Pelatihan ini menjadi langkah penting untuk menyelamatkan laut dan hasil tangkapan di masa depan,” ujar Eddy, Jumat.
Meski jadwal pelatihan masih menunggu konfirmasi dari BBPI Semarang, Eddy menegaskan pihaknya siap memfasilitasi pelaksanaan di Mukomuko.
“Begitu BBPI siap, kami juga siap. Harapannya, nelayan bisa memanfaatkan momen ini dengan maksimal,” tambahnya.
Tak hanya soal teknis, pelatihan ini juga dimaksudkan agar peserta bisa menjadi agen perubahan di komunitasnya—melatih rekan-rekan nelayan lain untuk ikut beralih ke alat tangkap ramah lingkungan.
“Kami ingin efek pelatihan ini meluas. Satu orang ikut pelatihan, puluhan lainnya bisa ikut berubah,” tegasnya.
Eddy juga menyampaikan, meski anggaran daerah terbatas, BBPI Semarang akan menanggung biaya utama, seperti transportasi, penginapan, dan perlengkapan pelatihan.
“Kami hanya siapkan dukungan lokal seperti fasilitas dan akomodasi. Selebihnya sudah ditanggung BBPI,” tutup Eddy.
Dinas Perikanan berharap pelatihan ini mendorong transformasi praktik perikanan di Mukomuko menjadi lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Sebuah langkah kecil untuk menjaga laut, namun berdampak besar bagi generasi mendatang.