May Day: Buruh di Zaman Kini, Budak di Zaman Rasulullah

6

SETIAP tanggal 1 Mei, dunia memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day sebagai bentuk penghargaan terhadap para pekerja.

Namun, penghormatan terhadap buruh sejatinya telah diajarkan sejak berabad-abad silam bahkan sejak zaman Rasulullah SAW.

Di masa itu, meski masih dikenal sistem perbudakan, Rasulullah memberikan perhatian luar biasa terhadap hak-hak para budak.

Salah satu sabdanya yang paling terkenal adalah: “Berikanlah upah kepada pekerja sebelum keringatnya mengering.” Sebuah pesan kuat yang menegaskan betapa pentingnya menghormati jerih payah seseorang, tak peduli status sosialnya.

Ironisnya, di zaman modern saat hak-hak buruh dijamin oleh undang-undang, realitas di lapangan masih menyedihkan. Tak sedikit buruh yang harus menunggu berbulan-bulan untuk menerima gaji, bahkan ada yang tak dibayar sama sekali. Lebih parah, beberapa perusahaan atau pemberi upah justru memotong upah secara sepihak tanpa alasan yang adil.

Kontras ini seakan menampar nurani: jika para budak di masa Rasulullah saja dijunjung haknya, mengapa para buruh hari ini yang hidup di era keadilan dan keterbukaan justru masih diperjuangkan hak-haknya?

Baca Juga:  Dari Surau ke Masa Depan: Mencetak Pemimpin Muda yang Berkarakter

Peringatan May Day seharusnya menjadi refleksi bersama. Bahwa profesi buruh bukan sekadar roda penggerak ekonomi, melainkan pilar kesejahteraan bangsa. Menghormati buruh berarti menghargai kerja keras, keringat, dan martabat manusia.

***

Penulis: Ahmad Nasti Nasution Pelaku Usaha

\ Get the latest news /