Ketum HPMPI Usul Bengkulu Bentuk Satgas Tangani Kelangkaan BBM 

13
Ketua Umum DPP HPMPI, Steven.

Bengkulu – Ketua Himpunan Pertashop Merah Putih Indonesia (HPMPI), Steven, angkat bicara terkait krisis kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang kian parah di Provinsi Bengkulu. Dalam pernyataannya, Steven menegaskan bahwa akar persoalan bukan terletak pada kuota BBM, melainkan pada lambannya distribusi via darat dan kurangnya Armada mobil tangki akibat persoalan teknis di pelabuhan.

“Hemat saya, penambahan kuota BBM itu bukan solusi yang tepat. Karena masalah utamanya bukan pada kuota, melainkan pada distribusi yang tersendat. Perkara kelangkaan yang baru ini disebabkan oleh persoalan teknis pada pendistribusian sehingga menyebabkan stok di lubuk linggau menipis, dan baru tanggal 23 kemarin kembali seperti biasa, untuk normalisasi penyaluran setidaknya 2 minggu,” ujar Steven, Sabtu malam (24/5).

Steven menyarankan tiga langkah strategis untuk menuntaskan masalah ini secara cepat dan efektif. Satu, Ia mendorong percepatan pengerukan dermaga Pelabuhan Pulau Baai, yang menjadi jalur utama masuknya BBM. Steven meminta pelibatan penuh Forkopimda dan pembentukan Satgas atau Task Force khusus guna mengawasi pengerukan dengan pengendalian ketat atas setiap timeline pengerjaan.

Baca Juga:  Gubernur Helmi Cegah Kelangkaan BBM Terulang Kembali

Kemudian saran kedua, Penambahan Armada Mobil Tangki (MT) untuk mendukung distribusi BBM, baik untuk konsinyasi maupun penyaluran langsung ke titik distribusi di wilayah Bengkulu.

Ketiga steven meminta adanya pembatasan pembelian dan larangan pengisian berulang, termasuk pelarangan pembelian dengan jerigen, demi mencegah penimbunan dan penyalahgunaan distribusi BBM bersubsidi.

Dalam penuturannya, Steven juga menekankan perlunya melibatkan unsur TNI dan Polri, terutama Danrem dan Komandan Lanal, untuk mendukung pengawasan di lapangan.

“Saya yakin, kalau TNI diturunkan langsung oleh Gubernur, itu bisa selesai dalam dua hari. Mereka bekerja tanpa banyak basa-basi. Tidak seperti unsur sipil yang seringkali terkesan lamban,” tegasnya.

Steven mengkritik lambannya kinerja pihak terkait dalam menangani kendala teknis pengerukan, seperti tidak ada target percepatan kerja/timeline

Ia menyampaikan keprihatinannya terhadap Gubernur Bengkulu yang menurutnya harus menanggung beban keluhan publik sendirian.

“Kasihan Pak Gubernur diburu di media sosial, sementara akar persoalan sebenarnya tidak diselesaikan. Sudah saatnya semua elemen kekuatan daerah ini dirangkul,” tambahnya.

Steven juga mewanti-wanti akan munculnya gelombang protes masyarakat jika krisis BBM ini tak kunjung ditangani serius. “Orang tidak bisa bekerja, tidak bisa mencari nafkah. Ini bisa berujung pada aksi-aksi anarkis kalau pemerintah tidak segera turun tangan secara komprehensif,” tegasnya.

Baca Juga:  Mulai Senin: Sejumlah PKS Kembali Terima TBS, Harga Turun Rp 100 per Kg

Krisis kelangkaan BBM di Bengkulu telah berdampak luas pada aktivitas masyarakat, dengan antrean mengular bahkan hingga menginap di SPBU, serta harga eceran yang melonjak tajam Rp30rb bahkan mencapai Rp80 ribu perliter di tingkat desa.

“Darurat BBM ini tidak bisa ditangani dengan cara biasa. Butuh tindakan luar biasa, koordinasi total, dan pengawasan ketat. Jangan sampai rakyat yang jadi korban,” demikian Steven.

\ Get the latest news /