Kades Sukamulya Ciamis Pilih Berhenti dan Kerja di Jepang Jadi Bukti Tagar #kaburajadulu

77
Potret Dodi semasa bekerja menjadi Kades dan PMI.

Bengkulu – Dodi Romdani, mantan Kepala Desa Sukamulya, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, jadi salah satu contoh terkait tagar #kaburajadulu yang ramai beredar di media sosial.

Tagar yang mengajak masyarakat meninggalkan Indonesia untuk mencari kehidupan yang lebih baik dibenarkan Dodi. Ia memilih mengundurkan diri dari jabatannya sebagai kepala desa dan bekerja sebagai pekerja migran di Jepang.

Melansir Kompas, Dodi berangkat ke Jepang pada 17 November 2024 dan bekerja selama 2,5 bulan. Namun, pada 18 Januari 2025, ia terpaksa pulang ke Ciamis karena kondisi kesehatannya menurun akibat badai salju dan infeksi kulit. Meski demikian, pengalamannya bekerja di Jepang menyoroti perbedaan mencolok antara gaji kepala desa di Indonesia dan pendapatan sebagai pekerja migran di Jepang.

Menurut Dodi, gaji kepala desa di Ciamis hanya sekitar Rp3 juta per bulan. Sementara itu, sebagai pekerja migran di Jepang, ia bisa mendapatkan penghasilan hingga Rp30 juta per bulan, atau 10 kali lipat lebih besar.

“Nominal Rp30 juta itu mudah didapat, meskipun itu masih gaji kotor. Angka tersebut sudah termasuk uang lembur, sehingga jauh lebih tinggi dibandingkan pendapatan di Indonesia,” ujar Dodi dikutip Sabtu (15/2).

Baca Juga:  Gudang PPI Kota Bengkulu Terbakar, Satu Keluarga Jadi Korban

Dodi pernah bekerja di Jepang pada 2008 hingga 2013 sebelum kembali ke Indonesia dan menjabat sebagai kepala desa pada 2019. Dari penghasilannya di Jepang, ia mampu membeli mobil, sawah, dan motor yang selama ini diimpikannya.

Meskipun masa jabatan kepala desa diperpanjang dari 6 tahun menjadi 8 tahun, Dodi memilih mundur dari jabatannya. “Saya menjabat sejak 2019, sesuai SK Bupati seharusnya berakhir Oktober 2024. Saya tidak mengambil tambahan dua tahun karena sudah merencanakan untuk kembali ke Jepang bersama rekan-rekan,” jelasnya.

Keputusan Dodi untuk kembali bekerja di Jepang menuai perhatian publik, terutama di tengah maraknya tagar #kaburajadulu yang mengajak masyarakat mencari kehidupan lebih baik di luar negeri. Pengalamannya menjadi bukti nyata bahwa banyak warga Indonesia yang merasa lebih sejahtera secara ekonomi ketika bekerja di luar negeri.

Kisah Dodi menjadi sorotan media sosial dan publik, terutama terkait perbedaan gaji yang signifikan antara pekerjaan di dalam dan luar negeri. Banyak netizen yang menyoroti pentingnya pemerintah meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja lokal, termasuk kepala desa, agar tidak kehilangan sumber daya manusia berkualitas ke luar negeri. (Redaksi)

\ Get the latest news /