Solo – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, akhirnya menunjukkan ijazah pendidikan formalnya kepada awak media dalam pertemuan dengan perwakilan Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) pada Rabu (16/4). Momen tersebut berlangsung di kediaman Presiden di Gang Kutai Utara No. 1, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah.
Meski menunjukkan langsung dokumen pendidikan dari tingkat SD hingga S1, Presiden Jokowi meminta agar tidak ada dokumentasi foto atau video yang diambil selama acara berlangsung. Awak media yang hadir, termasuk dari CNN Indonesia, turut diminta menyerahkan semua perangkat elektronik seperti handphone dan kamera sebelum memasuki ruangan.
“Ini saya tunjukkan ijazah saya, mulai dari SD sampai S1. Tapi jangan difoto, ya,” ujar Jokowi kepada para wartawan.
Dalam pertemuan tersebut, ajudan Presiden, Kompol Syarif Muhammad Fitriansyah, terlihat membawa dua map berisi ijazah pendidikan Jokowi, termasuk ijazah dari Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada (UGM). Ijazah UGM yang diperlihatkan disebut-sebut mirip dengan dokumen yang sempat beredar di media sosial, meskipun Jokowi tidak secara langsung mengonfirmasi kebenaran dokumen yang viral tersebut.
“Saya ndak tahu (foto ijazah yang beredar),” jawab Jokowi singkat.
Lebih lanjut, Presiden mengungkapkan bahwa dirinya tengah mempertimbangkan langkah hukum atas berbagai tuduhan yang menyebut ijazahnya palsu. Ia menilai tuduhan tersebut telah melampaui batas dan berpotensi mencemarkan nama baiknya.
“Saya mempertimbangkan, karena ini sudah menjadi fitnah di mana-mana, pencemaran nama baik. Saya mempertimbangkan untuk melaporkan ini, membawanya ke ranah hukum,” tegasnya.
Pernyataan Presiden ini menambah sorotan terhadap kontroversi seputar ijazahnya, yang kembali mencuat ke publik dalam beberapa waktu terakhir. Meski telah menunjukkan bukti langsung, debat soal keabsahan ijazah Presiden Jokowi masih menjadi perbincangan publik dan belum menemukan titik terang.