Kepahiang – Program Kemitraan Australia-Indonesia Menuju Masyarakat Inklusif (INKLUSI) terus memperkuat komitmennya dalam mendorong kesetaraan gender, pemenuhan hak penyandang disabilitas, dan inklusi sosial (GEDSI). Untuk memastikan efektivitas pelaksanaannya, tim DFAT (Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia) bersama Kementerian PPN/Bappenas melakukan kunjungan monitoring ke lokasi program di Kabupaten Kepahiang, Bengkulu.
INKLUSI merupakan program delapan tahun (2021–2029) hasil kerja sama antara Australia dan Indonesia, dikoordinasikan oleh Bappenas melalui Direktorat Keluarga, Perempuan, Anak, Pemuda dan Olahraga (KPAPO). Program ini bertujuan meningkatkan partisipasi kelompok marginal dalam pembangunan sosial, ekonomi, dan politik, serta memastikan mereka merasakan manfaat nyata dari pembangunan tersebut.
Cahaya Perempuan Bengkulu, sebagai bagian dari Konsorsium PERMAMPU—mitra resmi INKLUSI—telah menjalankan program ini sejak Juli 2023. Dalam kunjungan lapangan, tim memantau langsung pelaksanaan layanan di tiga lokasi, termasuk Puskesmas Kelobak dan Desa Karang Anyar. Fokus utama kunjungan adalah melihat implementasi One Stop Service and Learning (OSSL), sebuah pusat layanan dan pembelajaran terkait kesehatan reproduksi perempuan, pencegahan perkawinan anak, serta penanganan kekerasan terhadap perempuan.
Kegiatan ini turut dihadiri Bupati Kepahiang beserta jajaran OPD seperti Bappeda, DP3AP2KB, Dinas Kesehatan, dan perwakilan kelompok dampingan dari Kabupaten Kepahiang, Rejang Lebong, dan Seluma.
Direktur Eksekutif Cahaya Perempuan Bengkulu menyampaikan sejumlah capaian, mulai dari penguatan layanan OSS&L, pengembangan kelompok Kredit Union, forum perempuan akar rumput (FKPAR), forum pemuda (FPM), hingga penguatan inisiatif Keluarga Pembaharu.
DFAT dan Bappenas mengapresiasi capaian yang telah diraih, meskipun tantangan di lapangan tetap ada. DFAT menegaskan dukungannya terhadap layanan inklusif bagi kelompok rentan, termasuk upaya pencegahan perkawinan anak dan pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi perempuan. Sementara itu, perwakilan INKLUSI menekankan bahwa isu kekerasan terhadap perempuan dan anak adalah tantangan global yang memerlukan kolaborasi semua pihak.
Bupati Kepahiang menutup sesi dengan menyampaikan komitmen pemerintah daerah untuk mendukung penuh program INKLUSI dan menekankan pentingnya sinergi lintas sektor dalam menjangkau kelompok rentan, terutama perempuan, anak-anak, lansia, dan penyandang disabilitas.