
Bengkulu – Kebijakan efisiensi anggaran nasional berdampak langsung terhadap pelayanan administrasi kependudukan di Provinsi Bengkulu. Salah satu layanan yang terdampak adalah program jemput bola, yang selama ini menjadi andalan untuk menjangkau kelompok rentan, seperti penyandang disabilitas dan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).
Kepala Bidang Fasilitasi Pendaftaran Penduduk Dinas Dukcapil Provinsi Bengkulu, Gunawan Wibisono, S.STP., M.Si, menyebut layanan jemput bola terpaksa dihentikan sementara karena keterbatasan anggaran dan jaringan.
“Dulu, alat M2M memungkinkan kami melayani langsung ke lapangan, bahkan sampai ke Polsek-polsek. Sekarang layanan itu harus kami hentikan karena kondisi anggaran,” ujarnya.
Layanan jemput bola sebelumnya memungkinkan petugas Dukcapil melakukan perekaman data kependudukan hingga ke pelosok desa. Layanan ini sangat membantu masyarakat yang kesulitan menjangkau kantor Dukcapil, termasuk pelajar yang akan memasuki usia wajib KTP.
Akibat terhentinya program tersebut, warga dari kelompok rentan kini harus datang langsung ke kantor Dukcapil untuk melakukan perekaman atau pemutakhiran data kependudukan.
Pemerintah daerah berharap adanya dukungan anggaran agar layanan jemput bola bisa kembali berjalan, mengingat pentingnya aksesibilitas bagi seluruh lapisan masyarakat dalam mendapatkan dokumen kependudukan.