BPOM Pastikan Takjil di Kota Bengkulu Aman Dikonsumsi

24
Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Bengkulu menggelar operasi pengujian keamanan pangan di tiga lokasi penjualan takjil utama Kota Bengkulu, Senin (24/3).

Bengkulu – Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Bengkulu menggelar operasi pengujian keamanan pangan di tiga lokasi penjualan takjil utama Kota Bengkulu, Senin (24/3). Kegiatan ini merupakan bagian dari program Intensifikasi Pangan Ramadan untuk menjamin keamanan konsumsi masyarakat.

Bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bengkulu, serta anggota Saka POM, tim BPOM melakukan pemeriksaan mendadak terhadap puluhan sampel jajanan berbuka puasa.

“Kami fokus mendeteksi kandungan bahan berbahaya seperti formalin, boraks, rhodamin B, dan kuning metanil yang kerap disalahgunakan dalam makanan,” jelas Yunika Sary, S.Farm., M.Si., Apt., Ketua Tim Infokom BPOM Bengkulu.

Dari pemeriksaan rapid test di Kelurahan Padang Harapan, Kampung Melayu, dan Jalan S. Parman, seluruh 78 sampel yang diuji terbukti bebas zat berbahaya.

“Hasil ini sangat positif dan menunjukkan peningkatan kepedulian pelaku usaha terhadap keamanan pangan,” ungkap Yunika. Ia menambahkan, temuan bahan berbahaya pada takjil tahun ini jauh menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Selain pengujian, tim gabungan juga memberikan penyuluhan langsung kepada pedagang dan pembeli. Anggota Saka POM turun membagikan selebaran berisi panduan memilih makanan aman dan informasi bahaya zat kimia pada pangan.

Baca Juga:  BPOM Ajak Saka POM Sosialisasikan Pencegahan Penipuan dan Keamanan Pangan bagi Pedagang Bakso

“Kami tidak hanya melakukan pengawasan, tetapi juga mengedukasi masyarakat untuk cerdas memilih produk yang sehat,” tegas Yunika.

BPOM Bengkulu akan terus memantau peredaran takjil selama Ramadan. Masyarakat diimbau melaporkan melalui Unit Layanan Pengaduan Konsumen BPOM jika menemukan jajanan mencurigakan.

Kerja sama lintas sektoral ini dinilai krusial untuk menekan peredaran pangan tidak aman.

“Sinergi dengan Disperindag dan Dinkes memungkinkan pengawasan lebih menyeluruh, dari hulu ke hilir,” pungkas Yunika. (Redaksi)