Kepahiang — Wakil Bupati Kepahiang, Ir. Abdul Hafizh, M.Si, mengingatkan pentingnya pelestarian bahasa daerah di tengah arus globalisasi yang semakin kuat. Ia menekankan peran guru dalam menjaga agar bahasa Rejang tetap hidup di lingkungan sekolah.
Pesan itu disampaikan saat berbicara di hadapan para guru dalam Bimbingan Teknis (Bimtek) Guru Utama Revitalisasi Bahasa Daerah di SMP Negeri 2 Kepahiang, Rabu (16/7/2025).
Menurut Hafizh, bahasa Rejang sudah semakin jarang digunakan, bahkan oleh penuturnya sendiri. Ia menilai ini sebagai ancaman serius bagi keberlangsungan budaya lokal.
“Gunakan bahasa Rejang saat berinteraksi dengan siswa, terutama di luar kelas. Kalau tidak dibiasakan, lama-lama bahasa ini hilang,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan bahwa derasnya pengaruh budaya luar dan kemudahan akses informasi bisa menjauhkan generasi muda dari akar budaya sendiri. Karena itu, penguatan identitas lokal lewat bahasa harus dimulai dari sekolah.
“Kalau tidak kita tanamkan sejak sekarang, anak-anak kita akan tumbuh tanpa mengenal bahasanya sendiri,” tegasnya.
Program revitalisasi bahasa daerah ini merupakan bagian dari inisiatif nasional yang dilaksanakan di berbagai daerah, termasuk di Bengkulu, oleh Balai Bahasa Provinsi Bengkulu di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Pemerintah Kabupaten Kepahiang menyatakan akan terus mendukung upaya pelestarian bahasa daerah, termasuk melalui kebijakan dan program pendidikan. Hafizh menegaskan, jika pelestarian tidak dilakukan secara serius, maka kehilangan bahasa berarti kehilangan satu bagian penting dari identitas daerah.