Sanitasi Buruk Picu Stunting, Wali Kota Dorong Kesadaran Kolektif

9

Bengkulu — Walikota Bengkulu, Dedy Wahyudi, mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk terlibat aktif dalam upaya pencegahan stunting di Kota Bengkulu. Menurutnya, stunting bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga memerlukan partisipasi keluarga, RT, kader, dan perangkat kelurahan.

“Semua harus terlibat, dari RT, kader, hingga masyarakat luas. Stunting bisa dicegah sejak dini jika semua sadar dan peduli,” ujar Dedy saat menghadiri kegiatan di Kelurahan Sumur Meleleh, belum lama ini.

Dedy menekankan pentingnya pencegahan stunting sejak awal, khususnya bagi pasangan muda dan ibu hamil. Ia juga menyoroti buruknya sanitasi dan pengelolaan limbah sebagai penyebab utama stunting.

“Sanitasi yang buruk, air yang tidak layak konsumsi, serta lingkungan kotor jadi pemicu utama stunting. Jika limbah tidak dialirkan dengan benar dan sumur terlalu dekat, air bisa terkontaminasi dan berbahaya bagi anak-anak,” jelasnya.

Untuk mengatasi hal itu, Dedy menilai kehadiran Program Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat (SPALD-S) sangat penting. Program ini memperbaiki sistem sanitasi, menjaga kualitas air, dan menciptakan lingkungan sehat.

Baca Juga:  THR dan TPP ASN Pemkot Bengkulu Segera Cair Jelang Idulfitri 1446 H

“SPALD-S adalah langkah nyata mencegah stunting. Kualitas air dan drainase yang baik berdampak langsung pada kesehatan anak-anak. Kalau air tercemar, risikonya sangat besar bagi balita,” tegasnya.

Dedy juga mengingatkan agar program seperti SPALD-S dijaga dan dimanfaatkan maksimal oleh warga. Menurutnya, kolaborasi semua pihak bisa mempercepat penurunan angka stunting di Kota Bengkulu.

“Kalau semua bergerak, saya yakin kita bisa menciptakan generasi yang sehat, kuat, dan cerdas untuk masa depan Bengkulu,” tutupnya.

 

\ Get the latest news /