Jakarta — Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyatakan sikap tegas terkait memanasnya konflik bersenjata antara Iran dan Israel. Dalam pernyataan resmi yang disampaikan Ketua PBNU KH Ulil Abshar Abdalla, organisasi Islam terbesar di Indonesia itu mengecam keras agresi militer Israel dan mendukung hak Iran untuk melakukan pembelaan diri.
“Sikap ini sudah disampaikan langsung oleh Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, sejak hari pertama serangan Israel terjadi,” ujar Ulil dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (20/6/2025).
PBNU menilai tindakan Israel sebagai bentuk agresi yang tidak dapat dibenarkan dan sebagai penyebab utama memburuknya situasi keamanan di Timur Tengah.
Ulil menegaskan bahwa Iran sebagai negara yang diserang memiliki hak untuk membela diri (right to self-defense). Namun, PBNU juga mengingatkan agar konflik ini tidak berkembang menjadi perang skala besar yang berdampak luas.
“Kita semua berkepentingan agar konflik ini tidak mengalami eskalasi lebih lanjut yang bisa menimbulkan kerusakan besar, baik di kawasan maupun secara global,” tegasnya.
PBNU juga menyerukan kepada negara-negara besar dunia seperti Amerika Serikat, Rusia, Tiongkok, serta negara-negara Uni Eropa untuk menahan diri. Mereka diminta tidak memasok senjata kepada pihak mana pun dan mendorong penyelesaian damai lewat jalur diplomasi.
“Tidak ada cara lain menyelesaikan perang ini kecuali melalui dialog,” ujar Ulil.
Sebagai organisasi Islam dengan jaringan internasional, PBNU mendorong pemerintah Indonesia untuk mengambil peran aktif dalam upaya penyelesaian konflik secara diplomatik.
“PBNU mendesak pemerintah Indonesia untuk menjadi pelopor perdamaian. Perang ini tidak menguntungkan siapa pun, dan justru akan merugikan semua pihak — termasuk kita sendiri,” pungkas Ulil.
Pernyataan ini disampaikan PBNU sebagai respons atas kekhawatiran publik terhadap potensi meluasnya konflik Timur Tengah, yang dinilai dapat mengganggu stabilitas global, termasuk ekonomi dan keamanan kawasan Asia Tenggara.