Senator Destita Sampaikan Duka Cita dan Usul Penguatan Sistem Peringatan Dini Pasca Tragedi Kapal Wisata di Bengkulu

18

Bengkulu – Tragedi tenggelamnya kapal wisata tujuan Pulau Tikus di perairan Pantai Panjang, Kota Bengkulu, yang menelan korban jiwa, mengguncang masyarakat Bengkulu dan nasional.

Anggota DPD/MPR RI Dapil Provinsi Bengkulu, Apt. Destita Khairilisani, S.Farm., M.S.M., turut menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada para korban dan keluarga yang ditinggalkan.

“Keluarga besar Sanak Destita turut berduka cita atas tragedi tenggelamnya kapal wisata Pulau Tikus di perairan Pantai Panjang Kota Bengkulu. Semoga almarhum dan almarhumah ditempatkan di surga Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kesabaran. Begitupun dengan korban yang selamat, semoga lekas pulih dan bisa kembali beraktivitas seperti sediakala,” sampai Senator.

Duka ini sekaligus menjadi pengingat perlunya sistem perlindungan yang lebih kuat di sektor pariwisata, terutama di daerah rawan bencana seperti Bengkulu. Dalam Rapat Kerja (Raker) Komisi III DPD RI bersama Menteri Pariwisata RI, Widiyanti Putri Wardhana, yang digelar di Kantor DPD RI, Jakarta, Rabu (30/4), Senator Destita menyuarakan pentingnya peluncuran program Early Warning System (EWS).

Baca Juga:  Heboh! Mayat Pria Ditemukan di Sungai Arau Bintang

“Keselamatan wisatawan adalah prioritas utama. Dengan EWS, kita ingin memastikan destinasi wisata di seluruh Indonesia memiliki sistem tanggap darurat yang cepat, akurat, dan dapat diakses oleh semua pihak,” ujar Senator.

Program EWS ini bertujuan untuk memberikan peringatan dini kepada wisatawan dan pelaku industri pariwisata terhadap potensi bencana seperti gempa bumi, tsunami, erupsi gunung berapi, hingga cuaca ekstrem. Rencana ini akan melibatkan koordinasi lintas kementerian dan lembaga, seperti BMKG, BNPB, dan pemerintah daerah. Teknologi digital seperti aplikasi peringatan dini dan sistem pengeras suara otomatis juga akan dipasang di lokasi-lokasi wisata rawan bencana.

Sebelumnya diberitakan kapal tersebut mengangkut sebanyak 104 penumpang yang terdiri 98 wisatawan pulau tikus, 1 nahkoda dan 5 ABK. Di tengah perjalanan pulang, mesin kapal mengalami kerusakan sampai akhirnya terjadi cuaca buruk.

Kapal dihempas badai dan mengakibatkan kapal karam. Delapan korban tenggelam yang sebelumnya mendapatkan perawatan intensif dinyatakan meninggal dunia.

\ Get the latest news /