LPK Cahaya Mulia Beri Kesempatan Kerja ke Jepang untuk Warga Kurang Mampu, Bayar Setelah Kerja

7

Bengkulu – Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Cahaya Mulia membuka peluang kerja ke Jepang bagi pemuda-pemudi kurang mampu dengan sistem subsidi silang. Hal ini disampaikan langsung oleh Pembina LPK Cahaya Mulia, Devis Oktora, dalam wawancara pada Minggu (11/5).

Menurut Devis, setiap kelas terdiri dari 20 siswa, di mana 15 orang membayar biaya pelatihan secara normal, sementara 5 orang dari keluarga fakir miskin dibebaskan dari pembayaran di awal.

“Mereka tetap bayar, tapi nanti setelah bekerja di Jepang. Biaya operasional kita tutup dari 15 anak yang bayar, termasuk gaji guru, listrik, sewa tempat, buku, dan lain-lain,” ujarnya.

Devis menyatakan bahwa keuntungan bukan menjadi tujuan utama. “Kalau bisnis masih berjalan, guru bisa digaji, staf terbayar, dan saya masih bisa makan, ya sudah cukup,” katanya.

Ia menegaskan, orientasi utama lembaganya adalah membuka akses seluas-luasnya bagi anak-anak muda dari keluarga miskin untuk mendapatkan masa depan yang lebih baik.

Syarat Ketat untuk Program Subsidi

Meski program ini membantu kaum tidak mampu, syaratnya cukup ketat. Peserta harus berusia 18–23 tahun, belum menikah, tidak merokok, dan diutamakan bisa mengaji. Mereka juga wajib menyertakan foto rumah atau kwitansi sewa sebagai bukti kondisi ekonomi. Jika lolos, mereka tidak perlu membayar apapun hingga mendapatkan kontrak kerja di Jepang.

Baca Juga:  Pertamina Mitigasi Kelangkaan BBM di Bengkulu

Namun, jika peserta yang sudah masuk program fakir miskin mundur tanpa alasan jelas, penjamin seperti paman atau bibi wajib mengganti biaya pelatihan sebesar Rp55 juta. “Dulu kami longgar, tapi banyak yang menyalahgunakan. Sudah kami latih, tiba-tiba pindah ke lembaga lain,” ujarnya.

Dengan sistem ini, LPK Cahaya Mulia berharap bisa terus menjadi jembatan harapan bagi anak-anak muda di Bengkulu dan sekitarnya.

\ Get the latest news /