Bengkulu – Krisis pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) akibat pendangkalan alur Pelabuhan Pulau Baai di Bengkulu berdampak ke pengusaha Pertashop.
Dalam beberapa pekan terakhir, alur yang tak bisa dilalui kapal tanker Pertamina, membuat pengiriman BBM harus dilakukan melalui jalur darat dari Teluk Kabung, Lampung, dan Lubuk Linggau, Sumatera Selatan. Imbasnya, distribusi mengalami keterlambatan hingga beberapa hari.
Atas hal ini, Ketua Umum Himpunan Pertashop Merah Putih Indonesia (HPMPI), Steven bersama Pengurus DPD HPMPI Bengkulu beraudiensi dengan Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, dan Dinas ESDM Provinsi Bengkulu.
Steven mengungkapkan dampak dari situasi ini sangat serius bagi pelaku usaha kecil dan menengah. Pasokan BBM ke Pertashop menjadi prioritas rendah, karena Pertamina lebih mengutamakan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
“Akibat pendangkalan alur, Pertamina hanya mengutamakan SPBU. Kami di Pertashop mengalami kekosongan pasokan hingga 5–7 hari. Total kerugian kolektif kami mencapai Rp1,8 miliar. Bagi UMKM, ini sangat berat,” ungkapnya.
Lebih jauh, Steven mengungkapkan bahwa saat ini ada kapal pengangkut BBM yang sudah berada di luar alur pelabuhan, namun tidak bisa melakukan bongkar muat karena kondisi pendangkalan di pintu masuk kolam alur.
“Jika kapal ini bisa masuk, maka stok BBM untuk 5–8 hari ke depan akan aman. Tapi jika tidak, maka masyarakat akan terus dirugikan,” jelasnya.
Kekosongan BBM di Pertashop juga menyebabkan keresahan masyarakat. Fenomena panic buying terjadi di berbagai wilayah, di mana warga memborong BBM menggunakan jerigen karena khawatir tidak kebagian.
“Masyarakat sampai datang ke rumah saya karena kesulitan mendapatkan BBM. Kami beli tunai, seharusnya H+1 sudah dikirim, tapi ini bisa H+5. Kami hanya menuntut hak kami dipenuhi,” tambah Steven.
Menanggapi hal ini, Gubernur Bengkulu Helmi Hasan menyatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Pertamina untuk memastikan distribusi BBM tetap berjalan. Namun ia mengakui bahwa keterbatasan jalur membuat distribusi lebih diprioritaskan ke SPBU.
“Pertamina menyampaikan pilihannya dua: SPBU tetap beroperasi atau dibagi dengan Pertashop namun antrian akan panjang. Maka dipilihlah penyaluran ke SPBU karena itu yang bersubsidi,” kata Gubernur Helmi Hasan.
Gubernur berharap pemerintah pusat dapat mempercepat pengerukan alur Pelabuhan Pulau Baai agar distribusi energi di Bengkulu bisa kembali normal. Saat ini, kondisi tersebut menjadi tantangan serius dalam menjaga stabilitas pasokan energi dan kestabilan ekonomi masyarakat.