
Bengkulu – Pembangunan tahap I terminal baru Bandara Fatmawati Soekarno resmi dimulai dengan nilai kontrak Rp64,2 miliar dan masa kerja 233 hari kalender. Proyek ini ditargetkan selesai pada Mei 2026 dengan menghadirkan terminal dua lantai yang lebih representatif.
Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, menegaskan pembangunan terminal baru bukan sekadar infrastruktur, melainkan langkah strategis agar Bengkulu sejajar dengan provinsi lain.
“Kita sudah lihat set plan-nya, sangat bagus. Bahkan nanti akan ada garbarata,” ujarnya. Helmi menambahkan, setelah tahap awal rampung, pemerintah daerah berharap pembangunan berlanjut sehingga Bandara Fatmawati Soekarno dapat naik status menjadi bandara internasional.
Menurut Helmi, keberadaan bandara internasional akan memungkinkan penerbangan langsung ke Mekkah. Hal ini diyakini dapat menghemat hingga Rp10 miliar per tahun karena selama ini Pemprov Bengkulu harus menyewa pesawat menuju Bandara Minangkabau untuk pemberangkatan jamaah haji.
“Dengan penerbangan langsung dari Bengkulu, penghematan bisa dilakukan sekaligus memudahkan jamaah,” tegasnya.
Sementara itu, General Manager Angkasa Pura Indonesia Kantor Cabang Bandara Fatmawati Soekarno Bengkulu, Muhammad Haekal, menjelaskan terminal baru akan memiliki luas total 9.214 meter persegi. Luasan itu terdiri dari area eksisting 2.807 meter persegi dan pengembangan 6.407 meter persegi.
“Dengan perluasan ini, kapasitas bandara meningkat signifikan, dari 600 ribu menjadi 1,5 juta penumpang per tahun,” jelasnya.
Haekal menambahkan, tren jumlah penumpang terus menunjukkan peningkatan. Hingga 2025, tercatat 761.695 penumpang, dan angka ini diperkirakan bertambah seiring beroperasinya terminal baru.
Pembangunan tahap I terminal Bandara Fatmawati Soekarno diharapkan menjadi tonggak sejarah baru transportasi udara Bengkulu, sekaligus membuka peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pelayanan publik.