Bengkulu – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Bengkulu memastikan ketersediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi jenis solar untuk para nelayan tetap aman. Pasokan ini ditujukan untuk menjamin kebutuhan nelayan yang berada di bawah naungan DKP Kota Bengkulu.
“Tidak ada masalah jelang Ramadan ini, pasokan BBM untuk nelayan normal dan masih terkendali,” ujar Kepala DKP Kota Bengkulu, Tarzan Naidi, Minggu (23/2).
Tarzan menjelaskan, kebutuhan BBM untuk mesin kapal 10 PK rata-rata mencapai 10 liter per hari atau 300 liter per bulan. Sementara itu, mesin kapasitas 20 PK membutuhkan 20 liter per hari atau 600 liter per bulan.
“Sejauh ini para nelayan masih rutin melaut, dan kami juga mengawasi agar tidak ada kendala yang dialami, kecuali faktor cuaca,” jelasnya.
DKP Kota Bengkulu memantau sekitar 150 nelayan yang berlokasi di kawasan Pondok Besi. Sementara itu, nelayan di kawasan Pulau Baai berada di bawah naungan DKP Provinsi Bengkulu.
“Nelayan yang kami pantau itu di kawasan Pondok Besi. Kalau di area Pulau Baai, itu bukan bagian kami, tetapi DKP Provinsi,” terang Tarzan.
Di sisi lain, DKP Kota Bengkulu telah mengusulkan sejumlah bantuan ke Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI. Bantuan tersebut mencakup sektor usaha budidaya ikan air tawar, seperti pembelian pakan, kolam fiber, cool box, dan bibit atau calon induk ikan. Untuk nelayan laut, diusulkan pengadaan mesin kapal, GPS, dan alat tangkap.
Terkait realisasi bantuan, DKP masih menunggu persetujuan dari KKP RI. Namun, diharapkan bantuan tersebut dapat diakomodir pada 2025 atau paling lambat 2026.
“Bantuan yang disalurkan nanti untuk nelayan atau pelaku usaha perikanan yang telah terdaftar dalam program Kusuka. Program Kusuka ini menjadi syarat yang harus dipenuhi untuk mendapat bantuan pusat,” jelas Tarzan.
Dengan adanya pasokan BBM yang aman dan rencana bantuan tersebut, DKP Kota Bengkulu berupaya mendukung aktivitas nelayan dan pelaku usaha perikanan untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan mereka. (Redaksi)
＼ Get the latest news ／
